paling parah di Desa Kedungringin dan Desa Kedungboto

Pasuruan (ANTARA) - Banjir yang terjadi di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur selama tiga hari terakhir di tiga kecamatan kini mulai berangsur surut sehingga masyarakat sudah bisa beraktivitas seperti biasa.

Plt Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Ridwan Haris, Sabtu, mengatakan, banjir tiga hari terakhir di sebagian Kecamatan Gempol, Beji dan Bangil akibat luapan aliran sungai Gempol, Wrati dan Badong, kini sudah mulai surut.

"Akibat hujan deras Kamis malam (1/4) kemarin, membuat banyak titik genangan banjir di tiga Kecamatan. Sehingga pada Jumat (2/4) terdapat 850 kepala keluarga di Kecamatan Gempol dan Beji membutuhkan penanganan kedaruratan, untuk di Bangil penanganannya mengalir," kata Ridwan Haris.

Data yang dihimpun BPBD saat ini, kata dia, banjir di Kecamatan Beji masih menyisakan empat desa yang masih terendam.

"Di Kecamatan Beji, paling parah di Desa Kedungringin dan Desa Kedungboto, ketinggian genangan 30 centimeter sampai 50 centimeter," ucapnya.

Baca juga: Banjir di Pasuruan surut, namun ribuan rumah masih terendam banjir

Sementara di Kecamatan Gempol, lanjut dia, genangan akibat luapan Sungai Gempol tinggal menyisakan di Desa Gempol, dengan sebaran 4 titik genangan berketinggian air 5 centimeter sampai 30 centimeter

"Di titik Perum GCA Gempol, ketinggian masih 20 centimeter sampai 30 centimeter untuk di titik lain masih di bawahnya," lanjutnya.

Untuk Kecamatan Bangil, kata dia, luapan Sungai Badong tinggal menyisakan genangan di Kelurahan Kalianyar dan Desa Tambakan, dengan ketinggian air 10 centimeter sampai 40 centimeter.

"Untuk penanganan kedaruratan, Jumat kemarin, kami sudah pasok logistik berupa makanan instan. Untuk penanganan kedaruratan hari ini adalah distribusi air bersih di Desa Kedungboto dan Kedungringin Kecamatan Beji," katanya.

Baca juga: Khofifah berikan santunan kepada korban banjir bandang Pasuruan

Sesuai dengan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Juanda saat ini sebagian wilayah di Jawa Timur sudah memasuki peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.

Masyarakat diharapkan waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan juga bencana alam lainnya.

Baca juga: Korban banjir bandang Pasuruan-Jatim dimakamkan satu liang
Baca juga: BNPB catat 6.379 KK di Pasuruan terdampak banjir

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021