Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, salah satu faktor yang melahirkan terorisme bernuansa agama adalah pemahaman yang tidak utuh terhadap ajaran agama.
Tidak utuhnya pemahaman keagamaan, kata Said Aqil saat berpidato dalam peringatan Harlah Muslimat NU ke-64 di Jakarta, Selasa, salah satunya disebabkan oleh tidak utuhnya pengajaran agama, terutama di sekolah umum.
"NU dan Muslimat siap bekerja sama dengan pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum pendidikan agama di sekolah-sekolah," kata Said Aqil dalam acara yang dihadiri pula oleh Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh tersebut.
Dikatakannya, sejauh ini belum ada teroris yang merupakan alumni pesantren NU, padahal terdapat sekitar 14 ribu pesantren yang berafiliasi ke NU. Hal itu, lanjutnya, disebabkan pesantren NU memberikan pengajaran agama Islam secara utuh.
"Islam itu bukan berisi akidah dan syariah saja, tetapi banyak aspek lain, misalnya budaya dan peradaban," kata alumni Universitas Ummul Qura, Arab Saudi, itu.
Dikatakannya, Islam bukan agama yang mengajarkan kekerasan, sehingga jika terjadi kekerasan maka yang salah bukan agamanya, melainkan faktor orangnya.
Islam, lanjut Said Aqil, juga tidak mengajarkan permusuhan kecuali kepada kezaliman seperti pelaku kriminalitas, koruptor, bandar narkoba, dan lainnya.
"Orang yang memiliki agama, suku atau golongan lain, semuanya dilindungi. Akhir dari tujuan Islam adalah al insaniyyah atau kemanusiaan," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, tidak perlu ragu untuk menyatakan bahwa tindakan para teroris adalah salah karena melakukan tindakan kekerasan kepada orang lain berarti tidak mengamalkan nilai-nilai Islam.
Dalam kesempatan itu Said Aqil bercerita, saat pertemuan dengan PBNU beberapa waktu lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa NU merupakan organisasi yang paling pas untuk membantu melakukan upaya deradikalisasi di Indonesia. (S024/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010