Jakarta (ANTARA) - Judi legal dan ilegal selama berlangsung turnamen sepak bola Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, bisa jadi sama banyaknya, sampai-sampai beberapa negara akhirnya melegalkannya.
Kaum muslim Malaysia, di mana sepakbola Eropa sangat populer, membolehkan taruhan khusus untuk Piala Dunia walau kaum muslim konservatif menentangnya.
Tetapi, hingga seminggu menjelang turnamen, izin berjudi ini belum dikeluarkan padahal kapitalisai pasar judi ilegal di Malaysia sangat menggiurkan, sekitar 20 milyar ringgit (6,2 miliar dolar AS) per tahun.
Polisi Malaysia membentuk satu satuan khusus untuk memonitor judi "online", kata Zainuddin Yaakob, polisi lokal di Johor Selatan.
Zainuddin mengungkapkan, dari Januari hingga awal April 2010, sudah 1.700 komputer disita dan 32 orang ditahan dalam beberapa razia oleh polisi di ibukota Johor Baru.
Sementara di Indonesia, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau, Mahdini, Senin, mengimbau masyarakat untuk tidak menjadikan ajang Piala Dunia (PD) sebagai ajang taruhan.
"Banyak masyarakat menggunakan turnamen PD sebagai ajang perjudian. Hal ini dikarenakan adanya unsur kalah menang sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk taruhan," kata Mahdini.
Dia mengatakan, hukum judi bagaimana pun haram dan dilarang keras oleh agama.
Seperti kaum muslim lainnya, Mahdini menilai judi sebagai penyakit masyarakat.
Ia mengimbau pihak berwenang agar bertindak memberantas judi, terutama taruhan hasil pertandingan sepakbola semasa Piala Dunia, khususnya terhadap masyarakat etnis Melayu yang mayoritas di provinsi itu dan pemeluk erat sendi-sendi Islam.
"Jangan sampai masyarakat Riau bergelimang dosa, hanya karena PD ini," katanya.
Menjudikan hasil pertandingan sepakbola begitu marak, terutama saat sebelum pertandingan dan ini terjadi saat nonton bareng dari hotel-hotel sampai warung kecil.
Kapolda Jabar Irjen Pol Timur Pradopo mengimbau masyarakat menghindari dan tidak mencoba mencari untung sesaat dari judi bola selama Piala Dunia 2010.
"Imbauan kami, masyarakat jangan terpengaruh dengan kegiatan tersebut," ujarnya sembari mengimbau masyarakat melaporkan praktik judi yang diketahuinya kepada polisi.
Awal Mei lalu, polisi berhasil mengungkap judi "on line" berkedok taruhan sepakbola di satu rumah di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara (04/05/10).
Tidak tangggung-tanggung, selama setahun beroperasi, pelaku mengaku meraup omset 15 milyar rupiah per hari dari peserta judi via internet yang dananya ditransfer lewat rekening bank.
Pelaku bernama By yang masih berusia 24 tahun itu adalah bandar judi online di situs casino.SBOBET.com. Dia ditangkap Jatanras Polda Metro Jaya di Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara. Judi kelolaannya diikuti 160 orang peserta tetap yang rutin bermain.
Sistem pembayarannya memakai transfer via rekening bank dan pertandingan sepak bola yang dipertaruhkan adalah skor hasil pertandingan sejumlah liga sepakbola Eropa, termasuk Liga Champion dan Piala FA.
Terbesar
Taruhan pada turnamen Piala Dunia adalah bisnis besar di Asia dan benua ini dikenal sebagai sarang judi tersembunyi yang bahkan dijalankan secara online oleh sindikat kejahatan terorganisir.
AFP menyebutkan, di Korea Selatan, pemerintah memutuskan hanya perusahaan olahraga Toto yang memegang izin menyelenggarakan taruhan untuk semua turnaman olahraga, termasuk Piala Dunia, dengan syarat perusahaan menyerahkan 25 persen pendapatan ke pemerintah.
Walau ada institusi yang ditunjuk resmi, judi ilegal tetap marak di Korsel, terutama judi "online".
Taruhan ilegal terutama dilakukan melalui laman pribadi, kata seorang pejabat pada kantor olahraga budaya dan pelayanan setempat, tanpa memberikan perkiraan jumlah penjudi.
"Walau polisi telah menindak tegas laman-laman taruhan ilegal tersebut, pemberantasan secara keseluruhan masih sulit karena menghadapi kendala teknis, misalnya ada beberapa situs yang dijalankan oleh server asing," tambah pejabat tersebut.
Beberapa ajang taruhan terbesar di Asia berada di Cina dimana taruhan dilakukan di tempat-tempat tersembunyi.
Menurut Titan Sports Weekly, Cina menghabiskan sampai 500 milyar yuan (73 miliar dolar AS) untuk judi online selama Piala Dunia 2006. Jumlah tersebut setara dengan dua persen PDB Cina.
Tapi selama enam bulan terakhir, polisi melakuan razia besar-besaran setelah terkuaknya kasus korupsi yang melibatkan ketua asosiasi sepakbola Cina Nan Yong.
Taruhan juga dianggap ilegal di India, kecuali untuk balap kuda. Tapi tetap saja bisnis senilai satu miliar dolar AS per tahun ini berkembang pesat di negeri ini.
Tim sepakbola India mungkin tidak berlaga di Piala Dunia 2010, tapi pasar taruhan pastinya akan sangat sibuk.
Rajan Bhagat, dari kepolisian Delhi, mengungkapkan setiap hari telah menangkap bandar-bandar judi, tapi tetap saja judi tidak pernah benar-benar berhenti.
Sejak tahun 2003, penjudi Hongkong sudah bisa bertaruh untuk turnamen sepakbola melalui Hong Kong Jockey Club, namun bandar-bandar ilegal tetap beroperasi dan menawarkan hadiah lebih besar atau masa kredit yang lebih lama kepada penjudi.
September tahun lalu, polisi Hongkong menangkap enam orang atas tuduhan judi ilegal dan pencucian uang senilai lebih dari 53 juta dolar Hong Kong.
Negara lain yang melegalkan taruhan adalah Australia, di mana pasar taruhan negeri itu mengunggulkan tim nasionalnya memenangkan turnamen dengan perbandingan 81:1.
Juru bicara sportsbet.com.au Haydn Lane mengatakan, tahun ini para penjudi semakin berminat mempertaruhkan uangnya. Taruhan bahkan sudah dimulai sejak Desember 2009 atau saat nama-nama tim yang akan berhadapan di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan diumumkan.
Judi ilegal di Tanah Air ditaksir meningkat tajam, termasuk di Pekanbaru, sehingga Poltabes Pekanbaru membentuk tim untuk menyelidiki "judi bola" itu.
"Kepolisian sudah membentuk tim untuk menyeldiki adanya judi bola di Pekanbaru. Memang kita sudah mendengar kabar mengenai itu," kata Kasat Reskrim Poltabes Pekanbaru, Kompol Jon Wesly. (*)
ANT/AR09
Oleh A.R. Loebis
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010