Denpasar (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Dana Suaka Margasatwa (WWF) Indonesia, Dr Efransyah, mengemukakan bahwa penggunaan pancing lingkar atau circle hook terbukti lebih unggul dibandingkan dengan pancing biasa.

"Penggunaan pancing lingkar ini terbukti lebih unggul dibanding pancing biasa, terutama dari segi kualitas ukuran ikan," katanya di sela-sela mengikuti pertemuan Coral Triangle Fishers Forum (CTFF) di Sanur, Selasa.

Ia mengemukakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Pusat Riset Perikanan Tangkap (PRPT) dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melaksanakan program Mitigasi Bycatch, yakni mengurangi hasil tangkapan sampingan.

"Hal itu dilakukan dengan uji coba penggunaan pancing lingkar (circle hook) pada perikanan tuna longline di Pelabuhan Benoa, Bali dan Bitung," katanya.

Pada CTFF yang melibatkan utusan dari 12 negara itu ia mengatakan bahwa uji coba yang dilakukan pada dua lokasi di Indonesia sejak empat tahun silam (2006) membuahkan hasil yang cukup positif.

Penggunaan pancing lingkar, dalam catatan World Wild-Life Fund for Nature (WWF)terbukti dapat mencegah tertangkapnya penyu dengan tingkat efisiensi lebih dari 80 persen tanpa mengurangi hasil tangkapan utama berupa tuna.

Efransyah menambahkan, hingga kini terdapat 25 kapal longline yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Bali menggunakan pancing lingkar.

Dukungan dan peran serta semua pihak, terutama pemerintah provinsi dan pengusaha penangkapan ikan sangat diharapkan agar penggunaan pancing lingkar lebih banyak, sekaligus menghindari hasil tangkapan sampingan yang tidak bermanfaat, namun mempunyai nilai ekologis, ujar Efransyah.

Pertemuan selama tiga hari itu melibatkan kalangan industri perikanan, peneliti, akademik, asosiasi, nelayan dan para impor/eksportir produk perikanan dari Filipina, Thailand, Vietnam, Hongkong, Jepang, Uni Eropa, Amerika Serikat dan tuan rumah Indonesia.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk membentuk kemitraan antara pembeli (eksportir) produk perikanan dengan industri penangkapan ikan, industri pengolahan ikan dan nelayan.

Kerja sama yang baik itu diharapkan mampu mendorong Mitigasi Bycatch melalui penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Inisiatif tersebut muncul sebagai upaya mengatasi hambatan di lapangan, antara lain rendahnya insentif ekonomi bagi nelayan dalam menerapkan alat tangkap yang ramah lingkungan, tingginya biaya produksi dan kurangnya kesadaran mengenai permintaan pasar atas produk perikanan yang ramah lingkungan, ujar Efransyah.
(T.I006/M026/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010