Nafis yang juga Direktur Institute For National Strategic Interest and Development (INSIDe) mengemukakan hal itu di Jakarta, Senin.
Dia menilai, penunjukkan Darmin oleh SBY sebagia calon tunggal gubernur BI juga menandakan salah satu "kekalahan" partai-partai pengusung opsi C hak angket Century di DPR.
Menurut Nafis, masuknya Ical sebagai Ketua Harian Setgab Partai Koalisi, yang menggeser calon sebelumnya Hatta Rajasa, juga dinilai belum mampu mengimbangi pengaruh Hatta Rajasa di lingkaran pusat pengambil kebijakan.
Penunjukan Darmin adalah bukti kemenangan Hatta Rajasa yang kedua kalinya, setelah penunjukkan Agus Martowardoyo sebagai Menkeu. "Ini menunjukkan Golkar tidak sekuat gambaran dan hitungan politik di atas kertas," kata Nafis.
Nafis mengatakan, usulan PAN lebih bisa diterima dalam penunjukan kedua pejabat tinggi itu dibandingkan dengan Golkar yang selalu melakukan manuver politik.
Dia menjelaskan, adanya rumors bahwa Sri Mulyani digeser Ical dan Golkar, adalah tidaklah 100 persen benar, karena penggeseran juga untuk memenuhi permintaan Bank Dunia.
Nafis menilai, penunjukan Ical sebagai Ketua Harian Setgab Koalisi hanyalah hadiah semu bagi Golkar. "Ini terlihat tidak diajak bicaranya Golkar maupun partai koalisi lain nya tentang penunjukkan tunggal Darmin Nasution sebagai Gubernur BI," katanya.
Upaya SBY menunjuk calon tunggal Gubernur BI, secara eksplisit menunjukkan ke publik, bahwa SBY masih memiliki otoritas penuh, demikian Dania Nafis.(*)
(Ant/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010