Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Anton Sumarli mengatakan bahwa segmen pasar untuk liburan di tempat yang dekat dengan tempat tinggal (staycation) lebih cenderung menyasar keluarga kecil, terutama pada masa libur panjang pekan ini (long weekend).
"Kami melihat, sasarannya lebih ke arah family. Untuk anak-anak muda ke hotel kayaknya tidak terlalu banyak. Keluarga lebih memilih melakukan staycation di hotel karena anak-anaknya bisa beraktivitas dan bermain seperti berenang, dan having fun," kata Anton saat dihubungi ANTARA pada Jumat.
Lebih lanjut, Anton mengatakan bahwa mereka yang melakukan staycation lebih cenderung memilih untuk menginap di hotel yang terkenal dengan fasilitas dan kenyaman serta keamanannya. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Anton berpendapat masyarakat mulai memilih downtown hotel.
Baca juga: Mudik ditiadakan, staycation akan meningkat?
Baca juga: Berwisata di alam diprediksi jadi tren baru melancong saat pandemi
Sebagai informasi, downtown hotel adalah jenis hotel yang justru berlokasi di pusat keramaian, yakni kawasan perdagangan dan perbelanjaan.
"Untuk hotel yang diminati saat staycation, memang tergantung tempatnya. Kalau di kota besar seperti Jakarta, mereka lebih memilih menginap di downtown hotel di tengah kota, tempat yang nyaman untuk family. Apalagi sekarang hotel bintang empat ke atas sekarang tidak terlalu mahal dengan adanya berbagai promosi," papar Anton.
Ia menambahkan, potensi masyarakat melakukan staycation di libur panjang kali ini cukup tinggi, dan cenderung akan mengalami lonjakan.
"Lonjakan staycation secara general pasti ada. Semua memilih liburan terbatas di sekitar, mengingat untuk berpergian ke luar negeri memiliki berbagai kebijakan seperti keharusan untuk karantina. Sehingga, masyarakat memilih untuk melakukan staycation di sekitar tempat mereka," jelas dia.
Anton kemudian mengutarakan harapannya bagi para pelaku bisnis di sektor pariwisata, pemerintah, dan masyarakat sebagai wisatawan. Ia mengatakan, penerapan protokol kesehatan harus diawasi secara ketat demi mencegah transmisi penyebaran virus corona (COVID-19).
"Harapannya lebih ke bagaimana pengawasan, monitoring protokol kesehatan dilakukan ketat. Saya percaya liburan kini menjadi sebuah kebutuhan, karena kita need a break dan butuh refreshment untuk membantu psikologis kita. Bagaimana kita bisa liburan dengan sehat dan menjaga tidak terjadi lonjakan kasus positif COVID-19," jelas dia.
Baca juga: "Staycation" diharapkan dorong pariwisata dan ekonomi lokal
Baca juga: Larangan mudik berpeluang dorong "staycation"
Baca juga: Ada larangan mudik, pengajuan "refund" tiket masih belum masif
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021