Jakarta (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) berusaha menjaring calon pendonor darah muda dengan melakukan kampanye ke sekolah dan membuka gerai pelayanan donor darah di sejumlah perguruan tinggi.
"Kami mendorong anak-anak muda jadi donor. Mereka belum terpapar macam-macam penyakit. Dan ini juga mendorong mereka menerapkan gaya hidup sehat karena kalau mau mendonorkan darah mereka harus sehat," kata Direktur Unit Transfusi Darah PMI Pusat Yuyun SM Soedharmono di Jakarta, Senin.
Selain itu, dia melanjutkan, sampai sekarang sebagian besar pendonor berusia 25 tahun sampai 35 tahun. "Pendonor usia 17 tahun sampai 24 tahun masih sedikit," katanya.
Ia mengatakan, PMI berusaha meningkatkan jumlah pendonor darah muda dengan melakukan sosialisasi secara berkala ke sekolah-sekolah menengah atas serta memasukkan materi terkait donor darah dalam latihan Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah-sekolah menengah pertama.
PMI, kata dia, juga akan membuka unit transfusi darah di sejumlah perguruan tinggi.
Tahun ini, Yuyun melanjutkan, gerai pelayanan pengambilan darah permanen akan dibangun di Universitas Trisakti dan Universitas Islam Negeri di Jakarta, Universitas 17 Agustus dan Universitas Jember di Jawa Timur serta Universitas Hassanudin di Makassar.
Ia menambahkan kegiatan kampanye untuk menarik lebih banyak pendonor darah sukarela juga dilakukan dengan membuat iklan layanan masyarakat yang ditayangkan di media elektronik.
Upaya-upaya tersebut diharapkan memberikan kontribusi bermakna pada upaya meningkatkan rasio donasi darah dari tujuh kantung darah per seribu penduduk per tahun menjadi 15 kantung darah per seribu penduduk per tahun.
"Kalau dihitung secara nasional jumlah pendonor sukarela memang belum banyak, baru sekitar 800 ribu yang menjadi donor sukarela," katanya.
Meski demikian, kata dia, selama ini PMI sudah bisa memenuhi 65 persen kebutuhan komponen darah untuk pelayanan kesehatan.
Selama tahun 2008 PMI menerika sumbangan 1,9 juta kantung darah lengkap yang setelah diolah menghasilkan 2,7 juta kantung komponen darah yang terdiri atas sel darah merah, trombosit dan plasma darah.
"Kebutuhan komponen darah nasional sekitar empat kantung komponen darah per tahun," katanya.
Tidak Sulit
Lebih lanjut Yuyun menjelaskan syarat menjadi pendonor darah tidak sulit, antara lain harus sehat jasmani dan rohani, berusia 17-60 tahun, berat badan minimal 45 kilogram, dan tekanan darah normal.
Orang yang ingin mendonorkan darah, kata dia, juga tidak boleh memiliki penyakit jantung, paru-paru, kanker, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, epilepsi, hepatitis B, hepatitis C dan HIV/AIDS.
"Mendonorkan darah juga tidak merugikan kesehatan, sekitar 350 cc darah yang diambil hanya 13 persen dari volume darah kita," katanya.
Setelah darah diambil, ia melanjutkan, pusat pembentukan sel darah tubuh akan bekerja memroduksi sel-sel baru sehingga terjadi pembaruan sel darah dalam tubuh.
"Sel-sel darah yang baru kemampuan mengangkut oksigennya lebih bagus," katanya.
Tubuh juga tidak membutuhkan waktu lama untuk pemulihan. Menurut dia, volume darah dalam tubuh akan kembali seperti semula dalam sepekan dan kadar haemoglobin darah kembali normal setelah satu sampai dua pekan setelah pengambilan darah.
"Tapi pendonor memang baru boleh kembali mendonorkan darah tiga bulan setelah pengambilan darah. Itu supaya sel-sel darah tubuhnya matang sempurna sehingga tidak berisiko menyebabkan masalah kalau ditransfusikan ke tubuh orang lain," katanya.
(M035/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010