Saya yakin akan ada kesepakatan dan persatuan di antara kita, karena upaya untuk membersihkan Slovakia masih berlanjut,
Praha (ANTARA) - Presiden Slovakia Zuzana Caputova mengakhiri krisis politik, yang telah berlangsung selama sebulan di negaranya, dengan pada Kamis menunjuk Eduard Heger sebagai perdana menteri.
Heger mengambil alih jabatan tersebut dari ketua partainya, Igor Matovic, yang balik mengambil alih jabatan yang ditinggalkan Heger sebagai menteri keuangan.
Pertukaran jabatan itu ditujukan untuk memadamkan perselisihan koalisi, yang dipicu masalah pembelian mendadak vaksin anti virus corona buatan Rusia, Sputnik V, oleh Matovic pada Maret.
Selain pertukaran di antara kedua pejabat itu, pejabat posisi-posisi lainnya pada pemerintahan sebagian besar tidak berubah.
Empat partai awal, yang bergabung dengan koalisi setahun lalu, tetap berada di pemerintahan.
Heger (44 tahun) adalah manajer dan wakil parlemen dari partai pimpinan Matovic, OLANO, dari 2016 hingga 2020.
Pada 2020, Heger dijadikan sebagai menteri keuangan Slovakia.
OLANO memenangi pemilu 2020 dengan mengusung agenda anti korupsi setelah seorang jurnalis investigasi beserta tunangannya dibunuh pada 2018. Sejak partai itu berkuasa, serangkaian investigasi telah dilangsungkan.
"Saya yakin akan ada kesepakatan dan persatuan di antara kita, karena upaya untuk membersihkan Slovakia masih berlanjut," kata Heger.
Kasus baru infeksi dan rawat inap terkait COVID-19 di negara berpenduduk 5,5 juta jiwa itu turun dalam beberapa pekan terakhir.
Penurunan berlangsung perlahan dari puncaknya pada Maret, saat Slovakia berada di antara negara-negara yang paling parah terkena dampak COVID.
Sumber: Reuters
Baca juga: Vaksinasi COVID lamban, Presiden Kazakhstan ancam pecat kabinet
Baca juga: Jepang umumkan Osaka tanggap darurat COVID
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021