Warsawa (ANTARA News) - Peledak rakitan menghancurkan kendaraan patroli lapis baja Polandia di Afghanistan timur pada Sabtu, menewaskan satu tentara dan melukai dua lagi, kata Kementerian Pertahanan Polandia.
Peledak itu, senjata kesukaan pejuang Taliban, menghancurkan kendaraan berlapis baja itu di sekitar 12 kilometer dari pangkalan Polandia di Ghazni, tambah kementerian tersebut.
Kematian itu menjadikan 17 jumlah tentara Polandia tewas di Afghanistan.
Polandia, anggota NATO, mempunyai 2.600 tentara di Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO dan berencana mengirim 600 tentara lagi pada tahun ini saat tentara asing mencoba mengatasi pejuang Taliban.
Jumlah tentara asing di negara terkoyak perang itu dijadwalkan mencapai 150.000 serdadu pada Agustus.
Polandia akan menekan sekutu NATO-nya untuk menyusun rencana mengakhiri tugas mereka di Afghanistan sesegera mungkin, kata Perdana Menteri Donald Tusk pada Sabtu sesudah satu tentaranya tewas di sana.
Dukungan rakyat bagi penugasan itu terkikis, karena kematian tentara Polandia dan kebangkitan Taliban.
"Polandia akan mendorong sekutu NATO-nya pada pertemuan di Lisabon untuk bersama muncul dengan rencana cepat dan tepat untuk mengahiri campur tangan ini ," kata Tusk.
"Polandia tidak dalam sikap memecah kesetiakawanan NATO, tapi kita cukup terlibat di Afghanistan untuk mengambil keuntungan dari hak membahas pengakhiran tugas ini secepat mungkin," katanya.
Temu puncak berikut NATO akan berlangsung di Lisabon pada November.
Pelaksana tugas presiden Bronislaw Komorowski, sekutu partai Tusk, yang diunggulkan untuk menang dalam pemilihan presiden pada 20 Juni, menyatakan telah membahas rencana untuk mendorong pengahiran tugas di Afghanistan dengan Tusk sebelum kematian terkini pada Sabtu pagi.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Desember mengumumkan akan mengirim 30.000 tentara tambahan ke Afghanistan, tapi juga menetapkan tujuan memulai penarikan bertahap pada Juli 2011.
Presiden Polandia Lech Kaczynski pada 2009 menyetujui pengerahan 400 tentara tambahan ke Afghanistan, sehingga jumlah tentara Polandia pada pasukan pimpinan NATO di negara itu menjadi 2.000 orang, kata laman presiden tersebut.
Ke-400 tentara itu akan menjadi bagian dari Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan. Pasukan ISAF terdiri atas sekitar 35.000 serdadu dari 40 negara.
Pengerahan tentara baru Polandia, seperti dikatakan negara itu, terutama untuk memberi bantuan keamanan menjelang pemilihan presiden Afghanistan pada Agustus 2009.
Polandia, bekas anggota komunis terbesar dalam NATO, sebelumnya menyatakan tidak akan menambah pasukan di Afghanistan saat mereka tampak akan melakukan penghematan anggaran, karena laju pelambatan ekonomi.
Kementerian Pertahanan Polandia setuju mengurangi rencana pengeluaran tahun 2009 dengan dua miliar zlotin (lebih dari enam triliun rupiah), tapi Tusk mengatakan dapat menyediakan 35,1 juta zlotin, yang dibutuhkan bagi bantuan tentara itu.
Kaczynski, yang sebagai panglima tertinggi harus menyetujui pengerahan tambahan itu, menyampaikan persetujuan bagi peningkatan keterlibatan Polandia di Afghanistan.
Pernyataan pemerintah juga mengatakan pemerintah telah memanggil 200 tentara lagi, yang siaga di Polandia bagi kemungkinan pengerahan cepat jangka pendek di Afghanistan jika perlu.
AFP/B002/Z002
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010