Laba tersebut, berdasarkan pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, naik 3,53 persen dari yang diraih perusahaan selama 2019 senilai 31,18 juta dolar AS.
Perusahaan juga berhasil meningkatkan posisi kas menjadi 133,95 juta dolar AS, naik 59,12 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, walaupun mengalami penurunan total pendapatan sebesar 28,49 persen menjadi 340,65 juta dolar AS dikarenakan pembatasan sosial yang diberlakukan di pasar internasional.
Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya menyatakan, Project Minerva, yang dimulai sejak 2018 sebagai langkah strategis untuk melakukan transformasi digital kegiatan operasional perusahaan telah menopang keberlangsungan usaha perusahaan dan membuat Petrosea lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan yang sangat berat di masa pandemi COVID-19.
"Berkat kesuksesan Project Minerva, kami dapat meningkatkan operational excellence dan financial performance di tahun yang sulit ini, serta mampu menjaga tingkat saldo kas yang sangat sehat demi mendukung kegiatan operasional Perusahaan," ujarnya.
Sebagai kelanjutan dari inisiatif strategis tersebut, tambahnya, sejak akhir 2019 Petrosea telah meluncurkan strategi 3D, yaitu Diversifikasi, Digitalisasi dan Dekarbonisasi, yang akan menjadi enabler dan pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan value proposition kepada seluruh pelanggan, investor dan stakeholder.
Strategi Dekarbonisasi, lanjutnya, juga sangat penting untuk dilaksanakan, supaya ke depannya perusahaan dapat memanfaatkan energi dengan cara yang jauh lebih efisien dan ramah lingkungan untuk kepentingan generasi yang akan datang.
Baca juga: Usaha jasa pertambangan tumbuh positif di tengah COVID-19
Baca juga: Petrosea optimistis bisnis pertambangan tetap prospektif
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021