Singapura (ANTARA) - Saham Singapura ditutup 0,52 persen lebih tinggi pada Kamis, karena aksi beli tidak menunjukkan tanda-tanda mereda meskipun akhir pekan panjang untuk banyak pasar di seluruh dunia.
Bursa Singapura akan tutup pada hari Jumat (2/4) untuk libur Jumat Agung. Pasar AS beragam pada hari Rabu karena investor berburu saham-saham teknologi pertumbuhan tinggi sambil mempertimbangkan rencana pengeluaran infrastruktur besar Presiden Joe Biden.
Sementara Senat Demokrat mengatakan akan berjuang keras untuk mengatasi masalah pajak lokal dan negara bagian, sementara Senat Partai Republik mengatakan mereka tidak akan mendukung rencana infrastruktur Presiden.
Sementara itu, harga minyak mentah turun di Asia karena komentar dari Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Barkindo bahwa pasar minyak tetap menantang dan tidak pasti karena permintaan dan ekonomi masih rapuh.
Riset Ritel MayBank-Kim Eng mengatakan, Secara teknis, resistensi awal Indeks Straits Times yang overbought terlihat di 3.220 poin, sementara level support jangka pendek berada di sekitar area 3.000 poin.
Indeks acuan Singapura, Straits Times, naik 16,34 poin menjadi 3.181,68 poin. Volume perdagangan 2,35 miliar saham senilai 1,25 miliar dolar Singapura. Jumlah saham yang naik melebihi jumlah yang turun dengan 346 berbanding 148.
Di antara yang berkinerja terbaik, DBS Group Holdings naik 0,73 persen menjadi 29 dolar Singapura, sementara UOB menjadi salah satu yang paling merugi dengan turun 0,12 persen menjadi 25,8 dolar Singapura. (1 dolar AS sama dengan 1,35 dolar Singapura)
Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021