Jakarta (ANTARA) - Sepiring nasi uduk yang disajikan di Cafe Phyto Organic, Pantai Indah Kapuk, langsung menarik perhatian karena warna nasinya yang tidak biasa.
Piring warna putih dihiasi warna-warni makanan lezat Nusantara. Terletak di tengah, nasi warna ungu dari bunga telang yang dikelilingi warna-warna lain.
Kuning dari irisan telur dadar dan ayam suwir bumbu sereh, warna cokelat dari tempe orek dan bawang goreng, merah dari sambal kecombrang dan irisan tomat serta hijau dari selada dan kemangi.
Baca juga: Resep taco dengan isi daging sapi dan keju gurih
Baca juga: Lestarikan tradisi kuliner lokal dengan memilih makanan ramah iklim
Tak cuma indah dipandang, nasi uduk bunga telang ini juga enak saat disantap. Gurih, manis, asin dan pedasnya pas di lidah, meski tanpa penyedap.
Kabar baik untuk pemerhati kesehatan, makanan-makanan dan minuman di sini berasal dari bahan organik. Hampir semua bahan didapat dari perkebunan milik sendiri, termasuk beras organik yang dipanen dari sawah pribadi.
Di buku menu, Anda bisa melihat berapa kalori dan kandungan nutrisi dari makanan dan minuman yang disajikan. Sepiring nasi uduk telang dengan ayam suwir bumbu sereh dan sambal kecombrang mengandung 326 kalori. Rata-rata kebutuhan kalori orang dewasa antara 2000-2500 kalori. Menu-menu di kafe tersebut dibuat secara seksama dengan berkonsultasi dengan ahli gizi agar memenuhi kebutuhan tubuh.
Agar lebih "matching", Anda bisa memesan minuman berwarna ungu yang tak kalah cantik, teh bunga telang dengan leci yang dihiasi dengan irisan lemon.
Teh yang bisa disajikan dingin atau panas ini bukan cuma menarik untuk dijepret dan diunggah ke media sosial, tetapi kandungannya bermanfaat untuk mengatasi gangguan pada mata, meredakan batuk dan asma, detoksifikasi tubuh hingga menjaga sistem kekebalan tubuh. Sebelum terkena lemon yang asam, teh bunga telang berwarna biru. Warnanya berubah jadi ungu setelah ditambah lemon.
Masih banyak menu lainnya yang menarik untuk dinikmati di kafe ini. Jajanan yang tak lepas dari kehidupan kita di Indonesia dan ada di gerobak kaki lima hingga restoran juga bisa dipesan di sini: bakmi tahu baso.
Tentunya bahan-bahannya juga organik. Rasa kuahnya gurih berkat jamur dan bubuk bawang putih, sama sekali tidak ada bumbu penyedap tapi rasanya tak kalah lezat. Ada beberapa pilihan mie, mie biasa, mie dengan bahan wortel atau bayam.
Mau coba minuman dengan tampilan menggemaskan seperti kue lapis warna-warni? Ada butterfly pea latte dari bunga telang yang bagian atasnya berwarna cokelat, kemudian putih di tengah dan ungu di permukaan terbawah. Juga red velvet coffee latte dari buah bit yang bagian terbawahnya berwarna merah dan pandan latte yang lapisan dasarnya berwarna hijau. Superfood berkhasiat itu disandingkan dengan biji kopi dari Lombok.
Gaya hidup sehat yang tercermin dalam sajian di kafe ini tak lepas dari apa yang dianut oleh Listianawati Setio, pemilik Cafe Phyto Organic. Ditemui ANTARA pada Maret lalu, dia mengungkapkan pola makan yang sehat dengan bahan-bahan organik membuatnya lebih fit.
Bukan cuma makanan dan minuman sehat yang ditawarkan di dalam kafe ini, di sudut ruangan lain ada rak-rak berjejer rapi berisi rangkaian produk kesehatan dari House of Phyto - Pure Organic, mulai dari hand sanitizer, pembersih rumah, suplemen tubuh, minyak esensial, produk perawatan untuk bayi dan balita hingga superfood.
Di lantai dua, terdapat klinik Natura Derma Cosmeceutical Beauty Clinic di mana pengunjung bisa mendapatkan perawatan kulit dan tubuh tanpa operasi. Klinik ini menggunakan mesin berteknologi mutakhir dan produk bio extract yang diolah dengan teknologi tinggi.
Listianawati mengatakan, dia ingin membantu msayarakat mendapatkan kualitas hidup yang baik lewat produk-produk organik terbaik dari Tanah Air.
"Ini merupakan cerminan dari rasa bangga kami terhadap kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah dan berkualitas baik."
Baca juga: IDI ingatkan Anda jaga asupan gizi seimbang makanan yang disantap
Baca juga: Tiga poin resep hindari hoaks dan pelanggaran privasi
Baca juga: Kiat membuat ganache agar kue semakin lezat
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021