Jakarta (ANTARA) -
Anggota DPR RI Muhammad Iqbal meminta agar aksi teror yang terjadi tidak dikaitkan dengan agama manapun.
 
Muhammad Iqbal di Jakarta, Kamis, mengatakan agama manapun juga tidak membenarkan perilaku teror, oleh karena itu aksi teror jangan dikaitkan dengan agama tertentu.
 
"Jangan dikaitkan dengan agama tertentu walaupun pelaku teror di Mabes Polri memakai pakaian khas agama tertentu. Meski penyerang memakai pakaian khas agama tertentu bukan berarti penyerang mencerminkan kondisi pemeluk agama itu seutuhnya," katanya.
 
Iqbal mengatakan pihaknya mengutuk aksi teror di Mabes Polri yang terjadi pada Rabu 31 Maret 2021. Termasuk, lanjutnya aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar beberapa hari sebelumnya.
 
"Dengan alasan apa pun, aksi teror itu tidak dibenarkan," kata dia mengecam teror tersebut.

Baca juga: Polri: tindakan terukur terhadap ZA karena berpotensi mematikan

Baca juga: Polisi dalami asal usul senjata api pelaku teror Mabes Polri
 
Menurut dia Mabes Polri merupakan simbol keamanan negeri. Kemudian, aksi teror di Mabes Polri merupakan bentuk teror terhadap keamanan negeri.
 
"Sehingga Polri harus menelusuri sampai tuntas penyerangan di Mabes Polri tersebut, seperti apa motif pelaku, siapa saja yang terlibat hingga aktor intelektualnya," tutur Iqbal.
 
Semua sel-sel terorisme yang masih di Indonesia juga harus ditelusuri untuk mencegah agar para teroris tidak lagi melakukan teror.
 
"Dengan UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme memberikan kewenangan aparat untuk melakukan upaya penanggulangan terorisme di Tanah Air," ucap-nya.
 
Dia juga menyarankan agar pemerintah lebih gencar lagi meningkatkan program pencegahan terorisme melalui pendekatan yang persuasif.
 
"Bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk memberikan pemahaman tentang saling menghormati, menghargai dan menyayangi kepada sesama manusia agar ke depannya tindakan aksi teror ini tidak terulang kembali," ujarnya.

Baca juga: Menkominfo imbau masyarakat tak sebar foto terkait terorisme

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021