Semarang (ANTARA News) - Korban tewas dalam kecelakaan beruntun di Jalan Perintis Kemerdekaan, Semarang, Minggu, sekitar pukul 08.15 WIB bertambah satu orang sehingga menjadi enam orang.
Keenam korban tewas tersebut terdiri satu keluarga yang mengendarai mobil sedan Honda Accord bernomor polisi H 7456 KG dengan penumpang empat orang yaitu Khaerul Saleh (46), Istiqomah (48), Abi (13), dan Ica yang belum diketahui usianya.
Keluarga tersebut beralamat di Jalan Diponegoro VI Nomor 68 RT03/RW06 Kelurahan Banyumanik, Kecamatan Semarang Selatan.
Korban tewas lainnya adalah Joko Wasid (46), dan istrinya Endang Sri Sulistyowati (49) warga Jalan Banjardowo RT01/RW07 Genuk, Semarang yang mengendarai mobil Daihatsu Zebra dengan nomor polisi H 8658 WA.
Seluruh korban tewas saat ini masih berada di kamar mayat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang.
Korban luka-luka adalah pengemudi truk tronton pengangkut pasir bernomor polisi H 1537 LE, Jumadi (58), pengendara sepeda motor Honda Supra K 4018 PF, Sujono (48) dan Swastika Satyanidewi (22), serta adiknya Swastika Aulia Rahma (8). Mereka dirawat di RS Elisabeth, dan RS Banyumanik Semarang.
Kedua korban luka-luka yang disebutkan terakhir merupakan anak pasangan suami istri Joko Wasid dan Endang Sri Sulistyowati yang tewas dalam kecelakaan itu.
Kepala Kepolisian Resor Semarang Selatan AKBP Nurcholis mengatakan penyebab pasti kecelakaan beruntun yang melibatkan sembilan kendaraan bermotor itu masih dalam penyelidikan pihaknya.
"Sebagai bahan penyelidikan, kami telah mengamankan semua barang bukti dan memeriksa saksi-saksi, termasuk pengemudi truk tronton yang dianggap sebagai penyebab utama terjadinya kecelakaan," katanya.
Ia mengatakan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, kecelakaan beruntun dengan korban tewas sebanyak enam orang itu terjadi diduga karena rem truk tronton pengangkut pasir tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Pengemudi truk Jumadi adalah warga Dusun Karangpanas, Desa Gajah, Kabupaten Demak.
Sembilan kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan beruntun di depan Terminal Banyumanik Semarang itu adalah truk tronton pengangkut pasir bernomor polisi H 1537 LE, angkutan kota H 1172 DC, mobil bak terbuka H1882 NC, sedan Toyota Vios B 2075 SH.
Kemudian sedan Honda Accord H 7456 KG, Kijang Inova H 8644 EG, truk pasir H 1806 EG, mobil Daihatsu Zebra H 8658 WA, dan sepeda motor Honda Supra K 4018 PF.
Seorang saksi mata, Untung (56) mengatakan kecelakaan tersebut bermula saat truk tronton yang mengangkut pasir melaju kencang dari arah Selatan dan tidak terkendali, karena diduga remnya tidak berfungsi dengan baik.
"Pengemudi berusaha mengendalikan truk dan membelokkan ke kanan, tetapi tetap menabrak sejumlah mobil yang melaju dari arah bawah (Utara), termasuk sebuah sepeda motor," katanya.
Ia mengatakan setelah menabrak tiga mobil (angkota, mobil bak terbuka, sedan Vios), truk terus melaju hingga naik ke trotoar dan menabrak mobil sedan Honda Accord serta sepeda motor Honda Supra dari arah Perumahan Banyumanik Semarang.
"Sebelum berhenti di pinggir jalan, truk juga menabrak mobil Daihatsu Zebra, sebuah truk pasir berukuran kecil, dan Kijang Inova," katanya.
Dari sejumlah kendaraan yang ditabrak truk tronton tersebut, umumnya mengalami kerusakan parah, sedangkan mobil Honda Accord rusak paling parah dengan bodi mobil terbelah dua.
Selain mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka, kecelakaan beruntun itu juga memacetkan arus lalu lintas di Jalan Perintis Kemerdekaan hingga puluhan kilometer selama beberapa jam.(KR-WSN/M008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010