Jambi (ANTARA) - Berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, debit air Sungai Batanghari berada pada status Siaga II bencana banjir atau kritis.
"Tinggi muka air Sungai Batanghari dalam waktu 14 jam terakhir meningkat 6 sentimeter, dari 330 sentimeter menjadi 336 sentimeter," kata Tim Pemantau APKA BPBD Batanghari Edo Trimulyadi di Batanghari, Kamis.
Jika debit air Sungai Batanghari terus meningkat maka status Sungai Batanghari dapat meningkat menjadi Siaga I atau berada pada status bencana, di mana saat tinggi muka air mencapai 351 sentimeter maka status Sungai Batanghari berada pada status bencana.
Kenaikan permukaan air Sungai Batanghari tersebut menyebabkan sejumlah warga di tiga kecamatan di daerah itu terendam banjir. Sebanyak 28 rumah warga saat ini sudah terendam banjir, diantaranya tiga rumah di Kecamatan Maro Sebo Ulu, lima rumah di Kecamatan Muara Tembesi dan 20 rumah di Kecamatan Muara Bulian.
Baca juga: Debit air Sungai Batanghari berstatus tanggap darurat banjir
Baca juga: Gubernur Jambi bantu sembako untuk korban banjir Sungai Batanghari
"Tim Reaksi Cepat sudah memantau ke pemukiman warga, hasilnya air sudah merendam di Kecamatan Muara Tembesi, Maro Sebo Ulu dan Kecamatan Muara Bulian," kata Anggota TRC BPBD Batanghari, Ahmad Efendi.
Tinggi air yang merendam rumah warga tersebut bervariasi, ada yang sebatas lutut orang dewasa hingga sebatas pinggang orang dewasa. Sebagian warga yang rumahnya terendam banjir belum di evakuasi karena masih bertahan di rumahnya.
BPBD daerah itu menghimbau masyarakat yang berada di sepanjang aliran Sungai Batanghari untuk waspada, mengingat saat ini intensitas curah hujan masih tinggi.
Sebanyak 86 desa dan kelurahan di daerah itu yang rawan banjir karena berada di sepanjang bantaran sungai. Baik itu di bantaran Sungai Batanghari maupun bantaran anak Sungai Batanghari seperti Sungai Batang Tembesi.*
Baca juga: Luapan Sungai Batanghari banjiri 1.209 rumah
Baca juga: BPBD Dharmasraya imbau warga aliran Batanghari waspada
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021