Jakarta (ANTARA News) - Target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Indonesia sebanyak 7 juta orang sampai dengan tutup tahun 2010 diperkirakan akan dapat terlampaui.

"Performa selama kuartal 1 2010 memperkuat optimisme kami, karena selama mampu tumbuh dua digit di atas 11 persen maka target 7 juta wisman sampai tutup tahun ini akan dapat terlampaui," kata Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Sapta Nirwandar, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, angka itu naik lumayan signifikan dibandingkan tahun lalu yang tercatat 1,89 wisman berkunjung ke tanah air selama periode Januari-April 2010.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2010, jumlah kunjungan wisman sampai dengan kuartal 1 2010 tumbuh positif 14,47 persen atau dikunjungi 2,16 juta turis dari Januari sampai April 2010.

Pihaknya menargetkan angka itu akan terus merangkak naik khususnya dalam masa liburan tengah tahun, libur lebaran, dan libur akhir tahun.

"Fokus pasar kita terkonsentrasi di Malaysia, Singapura, Australia, China, Jepanga, dan Korea," katanya.

Tercatat turis asal Malaysia memberikan kontribusi terbesar dan tumbuh 25,20 persen dibanding tahun lalu.

Selain itu, wisman asal Australia dan China mengalami pertambahan yang signifikan dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Sapta menambahkan, kenaikan kunjungan wisman pada April 2010 cukup signifikan yakni 14,12 persen dibandingkan tahun lalu karena walaupun masih tergolong "off-season" dan ada beberapa peristiwa yang mengganggu tetap mampu tumbuh 2 digit sementara pada April 2009 hanya tumbuh 6 persen.

"Padahal pada periode yang sama terjadi kerusuhan di Batam, letusan gunung, penangkapan teroris, kebijakan dan antrian Visa on Arrival (VoA)," katanya.

Menurut Sapta, bila momentum pertumbuhan dapat dipertahankan, maka pasar-pasar yang diperkirakan akan mampu berkontribusi besar dalam jumlah wisman melebihi target adalah Malaysia, Australia, Korea, Taiwan, Amerika Serikat, dan Inggris.

"Agar momentum tetap terjaga, maka kami menyadari perlu antisipasi termasuk dalam hal rencana Air Asia akan `pull out dari Bandung pada November 2010 karena kondisi runway tidak memadai didarati armada baru, demikian juga dengan JAL yang bahkan sudah berhenti terbang," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya telah mengirimkan surat kepada pemangku kepentingan terkait agar ditindaklanjuti sesegera mungkin.

Pihaknya juga berupaya mengoptimalisasi seats yang ada melalui berbagai joint promo dengan airlines dan agen di pasar. Di samping itu juga memperbanyak event di Batam dan Bandung bekerja sama dengan Pemda dan industri setempat.
(H016/M012)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010