"Perubahan situasi COVID-19 pada Rabu (31/3) bertambah 63 kasus. Dari penambahan tersebut 51 kasus di antaranya memiliki hubungan kontak erat, dan sisanya suspek, dan pelaku perjalanan," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Rabu.
Ia mengatakan rata-rata penambahan kasus harian, di mana Maret naik sangat banyak dibanding Februari. Pada Februari, kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 726 kasus, tapi pada Maret ini naik menjadi 1.049 kasus. Peningkatan tertinggi pada Minggu ke 11.
"Penambahan ini karena kontak erat. Kulon Progo tidak ada klaster baru. Penularan lebih disebabkan karena kontak erat di lingkungan keluarga dan kerja," kata Baning.
Baca juga: Positif COVID-19 tambah 5.937 membuat kasus aktif jadi 122.524 orang
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kulon Progo, total terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 3.933 kasus dengan rincian 51 isolasi rumah sakit, 790 isolasi mandiri, 2.485 selesai isolasi, 527 sembuh, dan 80 meninggal dunia.
"Dari total 3.933 kasus, 21 persennya dalam kondisi aktif atau masih sakit, sembuh 77 persen, dan kematian dua persen," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami mengatakan kasus positif COVID-19 di Kulon Progo masih dalam kategori tinggi. Penambahan zona kuning dari zona hijau juga masih terjadi.
"Tren kasus masih seperti itu (tinggi). Secara umum sudah aman lah. Memang kasus positif COVID-19 masih tinggi. Posko PPKM mikro di tingkat desa sebenarnya sudah gerak, tapi kan memang kondisinya seperti ini," katanya.
Baca juga: 41 santri di Singkawang-Kalbar terkonfirmasi positif COVID-19
Baca juga: Rektor-dosen positif COVID-19, Universitas Negeri Padang "lockdown"
Baca juga: Positif kasus COVID-19 di Magetan-Jatim lampaui angka 3.000 kasus
Pewarta: Sutarmi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021