Komite Palang Merah Internasional mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa bersama dengan staf dari kementerian kesehatan Afghanistan, ICRC telah membantu merawat 81 pasien, termasuk 16 anak yang terluka dalam ledakan Rabu itu.
Rumah sakit juga mencatat 19 orang tewas, kata ICRC, yang menambahkan bahwa korban tewas sesungguhnya mungkin akan jauh lebih tinggi.
Seorang pejabat senior rumah sakit kota itu sebelumnya mengatakan pada AFP bahwa sedikitnya 39 orang telah tewas dan 73 orang yang lain terluka dalam serangan tersebut.
"ICRC mengecam dalam kata-kata terkeras atas serangan itu, yang menunjukkan maksud yang disengaja untuk memaksimalkan korban tewas dan luka-luka di antara warga sipil," kata Jacques de Maio, kepala operasi ICRC untuk Asia selatan.
"Ini dengan jelas melanggar prinsip-prinsip sangat dasar atas hukum perang", katanya ketika ia minta para petempur untuk menghindarkan warga sipil dari luka-luka.
"Pemboman semalam merupakan peringatan yang mengejutkan akan besarnya warga sipil yang membuka pada kekerasan bersenjata yang meningkat dengan cepat di Afghanistan selatam," pekerja bantuan itu menambahkan.
Penyebab ledakan yang menghancurkan itu masih belum jelas, khususnya karena serangan gerilyawan di provinsi tersebut, tempat lahirnya Taliban, biasanya ditujukan pada sasaran-sasaran militer dan polisi dan pada umumnya menimbukan lebih sedikit korban. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010