Di kapal Charles de Gaulle (ANTARA News/AFP) - Presiden Nicolas Sarkozy pada Kamis berjanji bahwa Prancis akan tetap melawan Taliban dan Alqaida setelah seorang tentara ke-43 Prancis tewas di Afghanistan pada pekan ini.
"Prancis tidak bisa melepas perjuangan melawan terorisme dan teroris," kata Sarkozy setelah menjelajahi kapal induk utama Prancis, Charles de Gaulle, yang berlabuh di lepas pantai Toulon, Prancis selatan.
"Kita harus membantu rakyat Afghanistan sampai mereka mampu menjamin keamanan dan pembangunan mereka," katanya, "Kita harus tetap melawan Taliban dan Alqaida."
Seorang bintara Prancis tewas dan tiga tentara lain luka akibat serangan roket anti-tank oleh pejuang Taliban di Afghanistan timur pada Senin.
Korban terkini itu adalah prajurit ke-43 Prancis tewas di Afghanistan sejak penempatan pasukan asing di negara terkoyak perang tersebut pada ahir 2001.
Perancis memiliki sekitar 3.500 prajurit dalam tugas persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di negara itu.
Sarkozy mengumumkan bahwa kapal induk pengangkut pesawat itu akan ditempatkan di wilayah Teluk dan samudera Hindia sebelum ahir tahun ini.
Sarkozy pada Januari menjelaskan bahwa Prancis tidak akan mengirimkan pasukan tempur tambahan ke Afghanistan, namun mengirimkan petugas bukan tempur tambahan guna melatih pasukan keamanan Afghanistan.
Prancis adalah penyumbang keempat terbesar tentara dari negara Barat dalam membantu pemerintah Afghanistan memerangi perlawanan pimpinan Taliban, setelah Amerika Serikat, Inggris dan Jerman.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung awab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO dan Amerika Serikat berkekuatan lebih dari 142.000 prajurit dari 43 negara, bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun masih berusaha memadamkan perlawanan Taliban dan sekutunya.
Taliban mengumumkan serangan sejak 20 Mei terhadap pasukan asing dan pemerintah serta diplomat di Afghanistan dalam tanggapan atas rencana NATO melancarkan gerakan terhadap kubu selatan kelompok itu di Kandahar.
Gerilyawan Taliban kian sengit melancarkan pertempuran melawan tentara pemerintah Afghanistan dukungan tentara Barat.
NATO dan Amerika Serikat menambah pasukan mereka di Afghanistan hingga mencapai 150.000 tentara pada Agustus, sebagai bagian dari siasat memberantas gerilyawan Taliban dan mengahiri cepat perang itu.
Satu tentara NATO tewas akibat serangan bom di Afghanistan selatan pada Kamis, kata tentara, korban tewas ke-24 di negara terkoyak perang itu pada pekan ini, kebangsaan tentara itu tidak diumumkan.
Kematian itu terjadi dalam sepekan kekerasan atas sekutu tersebut dan sehari sesudah empat tentara Amerika Serikat tewas sesudah pejuang Taliban menembak jatuh helikopter di propinsi Helmand, Afghanistan selatan, tempat seorang tentara Inggris juga tewas dalam peristiwa terpisah.
Menurut hitungan kantor berita Prancis AFP, 254 tentara asing tewas di Afghanistan pada tahun ini. Tahun lalu masih yang paling mematikan bagi pasukan itu, dengan 520 tentara terbunuh. (B002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010