Brussels (ANTARA News/Reuters) - Menteri luar negeri Eropa Bersatu diperkirakan memperpanjang setahun lagi masa tugas penumpasan pembajakan di lepas pantai Somalia pada pekan mendatang di tengah keprihatinan akan peningkatan perompakan.
Sejak Desember 2008, "Atalanta" Eropa Bersatu bertugas melindungi kapal pemberi bantuan pangan ke Somalia dan kapal lain melewati jalur penting pelayaran niaga melalui Teluk Aden dan dekat pantai Somalia.
Laksamana Muda Peter Hudson, panglima Pasukan Laut Eropa Bersatu Somalia, menyatakan ia memperkirakan perpanjangan amanat tentara itu, yang berakhir pada Desember, jelas pada sidang berkala menteri Eropa Bersatu pada Senin.
"Selama dua tahun belakangan, terjadi pertumbuhan di daerah perompak bergerak, karena mereka lebih bertualang, lebih tidak takut dan lebih `ngotot` menyerang kapal dagang di samudera Hindia," katanya dalam jumpa pers.
Pasukan Angkatan Laut mengganggu 59 kelompok perompak di cekungan Somalia antara Maret hingga Mei, satu dari dua musim utama pembajakan pada tahun ini, yang naik tajam dari tahun lalu.
Lebih dari 350 pelaut dan 17 kapal dikuasai bajak laut, jumlah tertinggi sejak n pembajakan meningkat di Somalia pada 2007, menunggu ahir dari perundingan uang tebusan.
Perompak dari wilayah tanpa hukum negara Tanduk Afrika itu terus menghindari armada kecil kapal perang asing, yang meronda Teluk Aden, yang menghubungkan Eropa dengan Afrika dan Asia.
Mereka mengumpulkan puluhan juta dolar Amerika Serikat (ratusan miliar rupiah) dalam bentuk uang tebusan.
Serangan perompak Somalia meningkat dalam beberapa bulan belakangan, kata pejabat angkatan laut, dan daya jangkau mereka meluas, menyesuaikan diri dengan usaha antarbangsa untuk menumpas mereka.
Ronda angkatan laut antarbangsa di jalur ramai penghubung Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden itu tampak hanya membuat gerombolan perompak memperluas serangan mereka semakin jauh ke lautan India.
Perompak dari negara gagal di Tanduk Afrika itu menahan belasan kapal dan lebih dari 200 awaknya.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal perang peronda di daerah itu tidak berbuat banyak, kata Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.
Pemerintah lemah peralihan Somalia, yang menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan perompak itu, yang membajak kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan kekacauan sejak panglima perang menggulingkan tentara penguasa Mohamed Siad Barre pada 1991.
Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.
Angkatan laut antarbangsa, yang mematroli lautan Hindia, menyatakan perompak memperluas wilayah serangan mereka, dengan membajak kapal lebih kecil untuk digunakan sebagai kapal induk.
Pembajakan menawarkan pilihan menguntungkan pada banyak pihak di Somalia, yang miskin dan sedang memerangi gerilyawan Islam.
Presiden Somalia Sharif Sheikh Ahmed menyatakan perompakan di negaranya bukan sekadar masalah hukum dan ketertiban namun serta penyelesaiannya bergantung pada kestabilan dan keadaan ekonomi. (B002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010