Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat dari 18 Agustus 2020 hingga 29 Maret 2021, sebanyak 479.944 lembar Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI (UPK75) atau setara Rp35,99 miliar telah beredar di wilayah setempat.
"Peredaran UPK75 di wilayah Provinsi Bali masih didominasi melalui perbankan (72,2 persen), disusul masyarakat (14,5 persen) dan selebihnya melalui instansi, lembaga dan komunitas," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Rabu.
Trisno menambahkan, sebagai bentuk respons masyarakat yang antusias memiliki UPK75, maka sejak 22 Maret 2021 ini Bank Indonesia semakin mempermudah akses penukaran UPK75.
"Masyarakat dapat menukar langsung ke Bank Indonesia sebanyak 100 lembar dengan menggunakan 1 KTP dan bisa dilakukan kembali keesokan harinya," ujarnya.
Selain itu masyarakat bisa mendapatkan penukaran UPK75 melalui jaringan kantor bank umum. Saat ini di wilayah Bali terdapat 55 perbankan yang memiliki jaringan 2 Kantor Pusat, 8 Kantor Wilayah, 84 Kantor Cabang, 314 Kantor Cabang Pembantu, dan 132 Kantor Unit/Kantor Kas.
"Mengingat UPK75 adalah Uang Rupiah Khusus yang hanya dikeluarkan dalam momen khusus 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, maka masyarakat dapat memilikinya sebagai koleksi," ucapnya.
Namun demikian, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No 22/11/PBI/2020 tentang Pengeluaran Uang Rupiah Khusus, UPK75 juga merupakan alat pembayaran yang sah (legal tender) di seluruh wilayah NKRI.
Pada perayaan HUT ke-417 Kota Singaraja yang jatuh pada tanggal 30 Maret 2021 yang diiringi dengan peresmian Pasar Banyuasri, Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho menyempatkan diri berbelanja dengan menggunakan UPK75 sebagai alat transaksinya.
"Kami harapkan seluruh masyarakat di wilayah Provinsi Bali tidak perlu ragu menggunakan UPK75 untuk transaksi sehari-hari," ujarnya.
Selain itu, Trisno juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga dan merawat seluruh pecahan Rupiah dan hanya menjadikan Rupiah sebagai alat transaksi serta bijak dalam menggunakan Rupiah. "Mari kita cinta, bangga dan paham Rupiah kita," kata Trisno Nugroho.
Baca juga: BI: Uang beredar di Bali pada Desember 2020 capai Rp2,1 triliun
Baca juga: BI Bali targetkan 300 ribu "merchant" QRIS pada 2021
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021