Makassar (ANTARA) - Densus 88 Anti Teror kembali mengamankan satu orang terduga teroris pascaledakan bom di Gereja Katerdal Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Iya, tempatnya kita nda mau sampaikan yah. Sekitar Makassar," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol E Zulpan membenarkan saat dikonfimasi wartawan, Rabu.
Dengan penangkapan satu orang terduga teroris tersebut membuat total jumlah sementara terduga teroris yang telah diamankan di sekitar Makassar sebanyak delapan orang.
Ia mengatakan, terduga teroris yang diamankan berjenis kelamin lak-laki, dan diamankan pagi tadi di wilayah Makassar. Namun, Zulpan enggan menyebut dimana lokasi penangkapannya.
Baca juga: 3 terduga teroris JAD kembali ditangkap di sejumlah wilayah
Baca juga: Densus 88 tangkap dua terduga teroris di Jatim
Baca juga: Polisi harus tangkap provokator sebut teroris katedral rekayasa
"Baru diambil tadi Pagi. Inisalnya I, laki-laki. Masih diperiksa intensif," kata perwira menengah Polri itu.
Ia membenarkan bila Densus 88 Anti teror telah mengamankan sebanyak delapan orang terduga teroris usai peristiwa bom bunuh diri dilakukan pasangan suami istri berinisal L dan SYF.
Sedangkan untuk proses pemeriksaan, kata dia dilakukan di Kota Makassar, Sulsel.
"Iya delapan orang. Masih disini, itu kan kewenangan Densus, karena pemeriksaanya lama, 21 hari bisa," ungkap Zulpan.
Sebelumnya, Densus 88 telah menangkap empat orang terduga teroris berinisial AS, SAS, MR dan AA berjenis kelamin laki-laki pada Senin 29 Maret 2021.
Selanjutnya, hasil pengembangan, petugas kembali mengamankan tiga orang masing-masing berinisal M, MM dan MAN, berjenis kelamin perempuan pada Selasa 30 Maret 2021.
Dan hari ini, Rabu 31 Maret diamankan lagi satu orang berinisial I. Jumlah terduga teroris yang ditangkap di Makassar, sebanyak delapan orang di Kota Makassar, Sulsel.
Kedelapan orang tersebut diduga merupakan jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan punya keterkaitan dengan dua pelaku yang sebelumnya tewas saat meledakkan dirinya di Gereja Katerdral pada Minggu 28 Maret 2021.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021