Jakarta (ANTARA) - Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lentera Anak melatih 50 guru dari 25 sekolah di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, mengenai penanganan sampah terintegrasi dalam kurun waktu empat bulan.
“Pelatihan ini diharapkan bisa menginspirasi para guru dan sekolah lainnya di Indonesia untuk bersama-sama menjadi penggerak penanganan sampah di lingkungan masyarakat,” ujar Ketua Lentera Anak, Lisda Sundari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan pelibatan 25 sekolah di Toba tersebut dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini.
“Karena mengubah pola pikir dan perilaku generasi muda dalam penanganan sampah melalui pembiasaan di sekolah itu sangat penting. Apalagi, komposisi generasi milenial dan generasi yang lebih muda mencapai lebih dari 41 persen dari total populasi di Indonesia. Kami percaya edukasi dan pelibatan kaum muda akan berkontribusi signifikan dalam upaya mengurangi sampah secara nasional,” tutur Lisda.
Baca juga: Indocement edukasi masyarakat soal daur ulang sampah
Baca juga: Nabung sampah, edukasi kebersihan, sampai inklusi keuangan
Kegiatan penanganan sampah yang terintegrasi itu adalah bagian dari Program Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), untuk mencapai target sampah kelola 100 persen pada 2025, dengan pengurangan 30 persen dan penanganan sampah 70 persen.
Pada tahun tersebut, juga ditetapkan target masyarakat memilah sampah mencapai 50 persen untuk semua jenis sampah plastik. Sehingga, pemilahan sampah di sektor hulu berperan penting dalam upaya mendaur ulang sampah dengan prinsip 3R, yakni reduce, reuse serta recycle.
Di Toba, Gerakan Indonesia Bersih yang melibatkan 25 sekolah berlangsung selama Desember 2020-Maret 2021. Kegiatan itu bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Toba, atas dukungan PTT Exploration and Production (PTTEP) dan bermitra dengan Lentera Anak, untuk mendukung Toba sebagai daerah wisata super prioritas.
Program yang dikembangkan adalah penanganan sampah yang mengintegrasikan pendidikan (peningkatan kapasitas), sirkular ekonomi masyarakat sebagai bagian dari perubahan perilaku masyarakat, melalui pengembangan dan pemusnahan residu sampah sebagai langkah paling akhir di hilir.
Tantangan persoalan sampah di Indonesia sangat besar. Menurut data Kementerian LHK, dalam setahun jumlah timbulan sampah sekitar 67,8 juta ton, dan akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk.
Program penanganan sampah menjadi sangat penting mengingat berbagai dampak kerugian menimpa masyarakat, seperti menurunnya kualitas lingkungan meliputi kualitas udara, kualitas air dan kualitas tanah.
Lentera Anak berperan sebagai fasilitator pelatihan guru yang berlangsung dua hari pada Desember 2020. Para guru dilatih mempraktikkan penggunaan buku panduan “Sampahku Tanggung Jawabku” dengan pendekatan kreatif, didukung berbagai media belajar yang ramah anak, seperti ilustrasi visual yang menarik, video, lagu, poster berwarna, dan berbagai permainan interaktif.
Baca juga: Lewat kampanye peduli lingkungan pelajar di Malang berikan edukasi
Setelah pelatihan, para guru langsung menerapkan aksi nyata dan berpartisipasi dalam penanganan sampah di Kabupaten Toba dengan berbagai metode dan media pembelajaran.
Untuk mendukung kegiatan pemilahan sampah juga didistribusikan masing-masing dua set tempat sampah terpilah ke 25 sekolah di Kabupaten Toba. Juga didukung Dinas Pendidikan Kabupaten Toba, para guru berhasil menggerakkan 3.000 pihak di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar untuk aktif menangani sampah secara baik dan terintegrasi.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021