New York (ANTARA News) - Harga minyak menguat kembali di New York, Selasa, setelah tersungkur mendekati rekor terendah dalam empat tahun terakhir, di pasar yang kurang bergairah dan diwarnai kekhawatiran tentang pemintaan global yang lemah, kata para pedagang.Kontrak utama pasar New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Pebruari, naik 2,23 dolar menjadi 38,74 dolar per barel dibandingkan dengan penutupan Jumat lalu di bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX).Harga merosot ke level rendah 32,70 dolar setelah pasar membuka transaksi Selasa, hari terakhir kontrak untuk Pebruari. Pasar ditutup Senin berkenaan hari ulang tahun pejuang kebebasan sipil Martin Luther King.Kontrak untuk pengiriman Maret ditutup pada posisi 40,84 dolar, turun sebesar 1,57 dolar.Di London, minyak mentah Brent Laut Utara untuk penyerahan Maret turun 1,18 dolar menjadi 43,62 dolar.Para pedagang menyatakan kontrak Pebruari naik dalam perdagangan yang sedikit bergolak sebelum kontrak Pebruari habis masa berlakunya, untuk digantikan dengan kontrak Maret.Sekalipun terjadi kenaikan Selasa, harga telah merosot secara drastis sejak mencapai rekor tinggi di atas 147 dolar pada akhir Juli lalu, dengan melambatnya ekonomi global yang memangkas permintaan energi dunia. Stok minyak yang besar di AS telah menyebabkan kontrak New York "menjadi tidak terkoneksi" dengan pasar di bagian dunia lainnya, kata Victor Shum, konsultan energi internasional pada Purvin and Gertz, kepada AFP. "Bursa NYMEX telah banyak mengalami tekanan menyusul naiknya stok minyak AS di Cushing, Oklahoma. Tangki penyimpanan hampir penuh," kata Shum. Cuhsing merupakan tempat pengiriman untuk kontrak utama menytak mentah light sweet.Pelantikan ObamaSementara itu, pelantikan Barack Obama sebagai presiden AS, Selasa, boleh jadi berdampak positif, tetap hanya sebentar."Saya kira kenaikan menyusul pelantikan Obama hanya berlangsung singkat. Pasar keuangan kemungkinan bereaksi positif selama sehari atau dua hari," kata Shum.Para pakar menyatakan pasar masih tetap waspada terhadap tindakan OPEC, terutama ketaatan kartel itu pada pemangkasan kuotanya belum lama ini.Pekan lalu, baik OPEC maupun Badan Energi Internasional, penesehat kebijakan energi untuk negara-negara industri terkemuka, menurunkan prediksi permintaan mereka untuk tahun ini. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009