London (ANTARA News) - Krisis keuangan dan pangan global mengakibatkan semakin sulitnya Negara berkembang mencapai Millennium Development Goals (MDGs), untuk itu Negara maju dan berkembang perlu memformulasikan mekanisme kemitraan strategis global guna mendukung upaya pencapaian MDGs.
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Millennium Development Goals (MDGs), Prof. Nila F. Moeloek menggarisbawahi bahwa MDGs merupakan tanggung jawab bersama masyarakat internasional.
"Pencapaian MDGs harus melalui komitmen bersama dan total dari seluruh elemen masyarakat pada tingkat nasional dan global," katanya dalam pertemuan Panel Tingkat Tinggi dari the 49th Executive Session Trade and Development Board (TDB) United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) di Jenewa, Rabu.
Sekretaris Ketiga, PTRI Jenewa Joannes Tandjung kepada koresponden ANTARA London, Kamis mengatakan panel dihadiri wakil dari 192 negara anggota UNCTAD itu bertujukan untuk menyatukan pandangan negara-negara anggota UNCTAD mengenai upaya-upaya pencapaian MDGs.
Hasil dari pertemuan berupa Chair`s Summary akan dilaporkan pada KTT PBB mengenai MDGs Review di New York, September mendatang, dan Konferensi Tingkat Tinggi PBB IV mengenai Least Developed Countries (LDCs IV) di Istanbul awal tahun 2011, ujarnya.
Menurut Prof Nila Moeloek, keseriusan Pemerintah Indonesia dalam mendorong upaya pencapaian MDGs tidak saja di Tanah Air namun juga di tingkat kawasan.
Pada tingkat nasional, MDGs diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional periode 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005-2009 dan 2010-2014, Strategi Pengentasan Kemiskinan Nasional dan Rencana Pembangunan Tahunan Nasional.
Pada tingkat kawasan Asia Pasifik, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asia Pacific Special Ministerial Meeting (SMM) on MDGs, yang bertemakan "Run Up to 2015", pada tanggal 3-4 Agustus mendatang.
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari "Regional Ministerial Meeting on MDGs" di Jakarta tahun 2005 yang melahirkan The Jakarta Declaration on MDGs.
Sementara itu Kuasa Usaha Ad Interim/Deputi Wakil Tetap Perutusan Tetap RI untuk PBB, WTO, dan organisasi internasional lainnya di Jenewa, Dubes Desra Percaya mengatakan keikutsertaan Utusan Khusus Presiden RI Bidang MDGs dalam Panel Tingkat Tinggi UNCTAD TDB tidak saja menunjukkan posisi Pemerintah Indonesia yang diperhitungkan dalam upaya pencapaian MDGs tingkat global.
Hal itu sekaligus juga menampilkan komitmen kuat Indonesia selaku motor penggerak dan jembatan antara negara-negara maju dan berkembang untuk mempercepat pencapaian MDGs sesuai target waktu yang diharapkan pada tahun 2015.
Presiden TDB UNCTAD sebagai Ketua Sidang TDB 49th Executive Session mengatakan penunjukan Nila Moeloek sebagai Utusan Khusus Presiden RI Bidang MDGs menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki komitmen tinggi dan andil besar dalam pencapaian MDGs.
Wakil Tetap/Duta Besar Kuba sebagai Ketua G-77 dan China Chapter Geneva dan Bangladesh selaku Ketua Kelompok Asia menegaskan dukungan mereka pada penyelenggaraan Asia Pacific SMM on MDGs di Jakarta bulan Agustus 2010.
Selain Utusan Khusus Presiden RI, Panel Tingkat Tinggi juga menghadirkan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Afrika Selatan Dr. Rob Davies, Sekretaris Jenderal UNCTAD Dr. Supachai Panitchpakdi, dan wakil dari Direktur Jenderal International Labour Organization/ILO. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010