Banda Aceh (ANTARA) - Tak seperti biasanya, saat jarum jam mengarah ke angka 08.00 WIB hingga 12.00 WIB, di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh terlihat berbeda, dikunjungi banyak warga dari berbagai profesi.
Dalam suasana dingin di bawah 12 payung besar ala masjid Nabawi itu, ribuan warga dengan mulut tertutup kain berdiri rapi dan saling menjaga jarak, satu-satu dari mereka merapat ke meja yang ditunggu petugas kesehatan.
Di belakang meja petugas kesehatan sebelah kiri masjid terbentang spanduk berwarna merah bertuliskan "Vaksin COVID-19 Aman dan Halal". Di sana, proses penyuntikan vaksin bagi kaum adam di Aceh berlangsung.
Penampakan yang sama juga terlihat dari arah kanan masjid. Bedanya, di sana khusus pelaksanaan vaksinasi bagi kaum hawa. Mereka diwajibkan berpakaian sopan dan memakai jilbab, juga berlaku bagi masyarakat non muslim.
Baca juga: 1.400 tokoh agama-masyarakat NTB jalani vaksinasi COVID-19 di masjid
Setelah mendapatkan suntikan obat anti corona buatan sinovac asal China itu, penerima dianjurkan beristirahat sejenak dan mendaftarkan namanya agar kemudian mendapatkan sertifikat. Lalu, baru diizinkan petugas kesehatan kembali ke kediaman masing-masing.
Vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat Aceh ini dilakukan secara massal di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Selasa (30/3), dan hanya berlangsung sehari. Selanjutnya kembali dibuka pada April 2021.
Sejak awal dimulainya vaksinasi, Pemerintah Aceh memang sudah memasang target bakal menyuntikkan vaksin tersebut untuk 3,7 juta warga dalam kurun waktu lima bulan, terhitung sejak Januari 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif menyampaikan, kelompok vaksinasi di Aceh terdiri atas empat kategori, yakni tenaga kesehatan sebanyak, tenaga pelayanan publik, masyarakat rentan, geospasial, sosial. Serta pelaku ekonomi esensial hingga kelompok masyarakat lainnya.
Baca juga: 1.760 imam masjid dan mubalig di Batam jalani vaksinasi COVID-19
"Total sasaran 3,7 juta orang. Target awal kita dalam waktu 5 bulan pelaksanaan, tapi ini tergantung juga dari jumlah vaksin yang kita terima," kata Hanif.
Dalam rangka mempercepat proses vaksinasi hingga selesai pada waktu yang telah ditargetkan, Pemerintah Aceh juga melaksanakan secara massal, atau tidak hanya berfokus di tempat fasilitas kesehatan saja.
Sasar tiga ribu warga
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh menggelar penyuntikan vaksin Sinovac massal di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Target penerima yang disasar mencapai tiga ribu orang.
Mereka yang menjadi sasaran dari massal perdana ini di antaranya petugas pelayan publik, TNI/Polri, lanjut usia (lansia) hingga kelompok rentan lainnya di tanah rencong.
Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh mengatakan, petugas pelayanan publik, lansia dan kelompok rentan memiliki risiko tinggi ditularkan dan menularkan virus corona.
"Karena hal itu maka Pemerintah Aceh perlu melakukan langkah percepatan cakupan melalui vaksinasi massal," kata Saifullah Abdul Gani.
Saifullah menyampaikan, vaksinasi massal di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh itu menyasar petugas pelayanan publik, yang menjadi sasaran utama seperti TNI-Polri, aparat hukum, petugas pajak dan petugas imigrasi.
Kemudian guru, dosen, wartawan, pejabat Pemerintah Kota Banda Aceh, dan petugas yang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat lain, termasuk para pedagang di Pasar Aceh.
Sedangkan kelompok lansia merupakan penduduk kelompok umur 60 tahun ke atas termasuk calon haji 2021. Calon haji umur di bawah 60 tahun digolongkan kelompok masyarakat rentan karena kemungkinan akan menunaikan ibadah haji tahun ini.
Baca juga: 3.000 imam hingga marbot masjid di Kepri disuntik vaksin AstraZeneca
“Mekanismenya juga sangat kita permudah. Cukup dengan menunjukkan kartu tanda penduduk kepada petugas di meja pendaftaran dan mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumun,” ujarnya.
Saifullah menjelaskan, vaksinasi COVID-19 di Masjid Raya Baiturrahman bakal dipisah antara laki-laki dan perempuan. Pelayanan vaksinasi tersebut diberikan mulai pukul 08.00 -12.00 WIB.
“Apabila tidak sempat dilayani, vaksinasi COVID-19 dapat dilakukan di sarana kesehatan terdekat seperti Puskesmas, klinik kesehatan, dan rumah sakit,” kata Saifullah.
Antusias
Masyarakat di ibu kota Provinsi Aceh terlihat sangat antusias mengikuti vaksinasi massal. Sikap mereka terlihat dari pergerakannya yang rela mengantri dan menunggu berjam-jam hingga terdaftar sebagai penerima vaksin.
Seorang perempuan berdiri tegak usai divaksin, Tricia salah satu penerima vaksin melalui massal tersebut mengaku mengikuti vaksin secara sukarela dan tanpa adanya paksaan, melainkan murni atas niat sendiri.
Tricia mengatakan, awal dirinya mengetahui tentang vaksinasi massal ini melalui saudara dan informasi yang disebarkan melalui grup whatsapp perkumpulan warga Tionghoa di Banda Aceh yakni Yayasan Hakka Aceh
"Pertama diketahui dari grup Hakka, dan saudara. Saya mau mengikuti vaksin ini menjaga, meskipun banyak konspirasi di luar setelah vaksin terjadi sesuatu," kata Tricia
Baca juga: Gubenur: Utamakan vaksinasi penceramah-imam masjid Ramadhan di Sulsel
Tricia menyampaikan, dirinya tidak mengadopsi informasi tentang efek samping atau bahaya dari vaksin tersebut sebelum dialami sendiri. Apalagi banyak keluarganya yang sudah duluan divaksin baik-baik saja.
"Saya tidak percaya karena belum mengalami, keluarga yang sudah lebih dulu vaksin juga tidak terjadi apa-apa, dan saya juga aman-aman saja setelah divaksin tadi," ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan bahwa sebelum massal ini mereka sudah mencoba mendaftarkan diri ke rumah sakit, namun belum terlaksana.
"Akhirnya setelah mendengar kabar vaksin massal kita mengikutinya. Saya juga sampaikan ke kawan-kawan bahwa vaksin itu aman," kata Tricia.
Hal senada juga diutarakan warga lainnya, Munawardi mengaku tidak merasakan efek setelah beberapa menit menerima vaksin, jika pun mengalami sesuatu nantinya ia tidak terlalu khawatir.
"Sebenarnya tergantung kondisi fisik penerima vaksin, kalau saya bertongkat kepada Allah saja, kalau ini yang terbaik ya kita jalani," kata Munawardi.
Kalau terjadi sesuatu diluar jangkauan, Munawardi menyerahkan sepenuhnya kepada tenaga kesehatan. Namun, sejauh ini dirinya merasa masih sehat-sehat saja.
"Setelah divaksin saya masih aman saja dan tidak ada efek sampingnya. Dan semoga saja tidak terjadi efek samping apapun setelah vaksin ini," ujarnya.
"Ini juga sebagai ikhtiar dan doa kita agar selalu sehat dan terhindar dari virus corona tersebut," demikian Munawardi.
Mudahkan akses vaksinasi
Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi massal untuk masyarakat Aceh ini bertujuan agar masyarakat mendapat akses lebih mudah dan lebih cepat menerima vaksin.
"Kita bersyukur, dalam rangka memberikan layanan lebih mudah atas vaksin COVID-19 ini, hari ini kita sengaja menyelenggarakan vaksinasi massal," kata Nova Iriansyah saat memberikan sambutannya.
Baca juga: Ribuan ulama dan imam masjid di Sidoarjo ikuti vaksinasi COVID-19
Nova menyampaikan vaksinasi massal ini juga akan dikembangkan di semua 23 daerah kabupaten/kota di Aceh. Untuk itu, ia meminta masyarakat Aceh beramai-ramai mendaftarkan diri guna menerima vaksin itu.
Ia mengingatkan, vaksin ini sangat
bermanfaat untuk melindungi diri kita dari serangan COVID-19. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena proses uji cobanya sudah dilakukan berkali-kali.
Saat ramadan nanti pun, lanjut Nova, kegiatan vaksinasi massal tetap dilaksanakan. Fatwa MUI telah menegaskan bahwa pemberian vaksin saat ramadan tidak membatalkan puasa.
"Maka itu, saya mengajak masyarakat Aceh, marilah segera mempersiapkan diri di bulan April nanti. Kita berharap, target vaksin bagi 3,78 juta rakyat Aceh dapat segera terpenuhi," ujarnya.
Terakhir, Nova juga mengingatkan kepada masyarakat Aceh untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) meski sudah menerima penyuntikan vaksin sinovac tersebut.
"Masker tetap dipakai, sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan gunakan air mengalir, jaga jarak dan hindari kerumunan," demikian Nova Iriansyah.
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021