Terdapat komitmen yang kuat dari kedua belah pihak untuk memperkuat kerja sama ekonomi, termasuk bidang investasi serta upaya untuk menyelesaikan berbagai tantangan perdagangan kedua negara

Jakarta (ANTARA) - Indonesia mengajak Jepang bekerja sama untuk mengatasi pandemi COVID-19 dan memulihkan ekonomi kedua negara, serta dunia.

“Untuk keluar dari pandemi ini, kita butuh kerja sama. Kita harus meninggalkan kepentingan pribadi, termasuk nasionalisme vaksin,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, merujuk pada suatu kondisi ketika satu negara ingin mengamankan pasokan vaksin untuk kepentingan warganya sendiri.

Dalam pernyataan yang disampaikan dalam konferensi pers virtual bersama usai pertemuan Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Indonesia-Jepang (2+2) di Tokyo, Selasa, Retno juga mendorong peningkatan upaya kedua negara untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ketahanan kesehatan.

Di bidang kesehatan, Indonesia telah mencatat beberapa perkembangan, antara lain, kerja sama riset, perkembangan, dan pembuatan vaksin antara Institut Teknologi Bandung dan Osaka University; kerja sama peralatan kesehatan yang merupakan hibah dari Jepang termasuk pengadaan mobil yang dilengkapi teknik pencitraan medis (X-ray); serta dukungan Jepang untuk pembangunan rantai dingin untuk penyimpanan vaksin senilai 41 juta yen (sekitar Rp52,6 miliar) di Indonesia.

“Secara khusus saya juga mendorong kerja sama Indonesia-Jepang untuk penguatan pengelolaan vaksinasi dan laboratorium baik untuk COVID-19 maupun penyakit menular lainnya,” kata Retno.

Di sela-sela kunjungannya ke Tokyo, Menlu RI juga berdialog dengan Menteri Urusan Pemerintahan Jepang Taro Kono yang bertanggung jawab menjalankan program vaksinasi nasional di negara itu.

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri membahas situasi penanganan pandemi di masing-masing negara termasuk program vaksinasi yang sedang berjalan.

“Kami sepakat vaksinasi adalah salah satu ikhtiar masyarakat dunia untuk segera keluar dari pandemi COVID-19. Tantangan program vaksinasi masih sangat besar, oleh karena itu diperlukan kerja sama terutama di dalam merealisasikan kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua negara,” kata Retno.

Menyuarakan keprihatinan tentang tren nasionalisme vaksin dan pembatasan suplai vaksin yang berpotensi menghambat pemulihan pandemi, Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia dan Jepang sepakat untuk terus mendukung semangat multilateralisme dengan mendukung kerja fasilitas berbagi vaksin global COVAX.



Pemulihan ekonomi

Sementara untuk mendukung pemulihan ekonomi, Menlu Retno menyambut baik rencana ekspansi investasi sejumlah perusahaan otomotif Jepang dan mendorong relokasi perusahaan Jepang ke Indonesia.

Kedua negara juga sepakat mengenai perlunya mempercepat proses sejumlah proyek infrastruktur besar, di antaranya, pembangunan proyek MRT tahap kedua, pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat, dan pembangunan jalur kereta semi cepat Java North Line Upgrading Project.

“Terdapat komitmen yang kuat dari kedua belah pihak untuk memperkuat kerja sama ekonomi, termasuk bidang investasi serta upaya untuk menyelesaikan berbagai tantangan perdagangan kedua negara,” kata Menlu Retno.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kerja sama penguatan sumber daya manusia melalui program pengembangan kapasitas untuk pekerja Indonesia agar dapat memenuhi standar industri dan perusahaan Jepang.

Baca juga: Jepang-RI berupaya pulihkan ekonomi setelah krisis COVID-19

Baca juga: Menlu Retno: penggunaan kekerasan di Myanmar tak dapat diterima

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2021