Kabul (ANTARA News/Reuters) - Sedikit-dikitnya empat anggota Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) untuk Afghanistan tewas pada Rabu sesudah helikopter mereka dijatuhkan pejuang, kata aliansi itu.

Setidak-tidaknya, 17 prajurit asing tewas pada pekan ini saat Taliban meningkatkan perlawanan sejak digulingkan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001.

Dawood Ahmadi, juru bicara gubernur Helmand, menyatakan bahwa helikopter itu terbang di ketinggian rendah, memberikan dukungan udara kepada pasukan darat, saat terkena granat roket.

ISAF pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO hanya menyatakan peristiwa itu terjadi di propinsi Helmand di bagian selatan negara terkoyak perang tersebut.

Sesuai dengan aturan, nama dan kebangsaan korban asal ISAF hanya diumumkan negara asal mereka.

Sebelumnya, satu tentara NATO tewas akibat ledakan bom rakitan di Afghanistan selatan pada Rabu, kata tentara.

Prajurit itu, yang kebangsaannya tak diumumkan, merupakan bagian dari ISAF dari sekitar 130.000 tentara, yang meningkat menjadi 150.000 pada Agustus.

Lebih dari 1.800 tentara asing tewas di Afghanistan sejak 2001.

Sejumlah lagi anggota pasukan keamanan, warga dan pejuang Afghanistan tewas.

Menurut kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas laman mandiri icasualties.org, 253 tentara asing tewas di Afghanistan pada tahun ini. Tahun lalu adalah paling mematikan, dengan 520 tentara tewas.

Sebagian besar Afghanistan selatan dilanda perlawanan Taliban, yang sekarang dalam tahap mematikan sejak awal tahun lalu.

Kekerasan di Afghanistan mencapai tingkat tertinggi dalam perang lebih dari delapan tahun dengan gerilyawan Taliban itu, yang memperluas perlawanan dari wilayah selatan dan timur negara itu ke ibukota dan daerah sebelumnya damai.

Banyak di antara tentara dari 43 negara itu tewas akibat peledak buatan rumahan IED, yang ditanam pejuang Taliban.

IED, senjata pilihan Taliban, adalah bom kasar, yang diledakkan melalui kendali jauh atau ranjau piring (lempeng tekanan), yang meledak jika alat itu diinjak atau dilindas.

Bom rakitan itu, yang ditanam di jalanan, menjadi penyebab sebagian besar kematian tentara asing itu.

IED murah dan mudah dibuat, sebagian besar menggunakan pupuk dan pemicu dari telepon genggam.

Taliban lebih kuat daripada yang diperkirakan NATO, namun sekutu di Afghanistan itu akan mencapai kemajuan, baik secara ketentaraan maupun politik, pada tahun ini, kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pada pekan kedua Juni.

"Kita harus jujur dan mengatakan bahwa mereka tampaknya lebih kuat daripada yang kita perkirakan ketika gerakan asing mulai digelar pada 2001," kata Rasmussen kepada lembaga penyiaran Kanada CBC dalam wawancara telepon.

Perlawanan Taliban terhadap pemerintah dan 130.000 tentara asing pimpinan Amerika Serikat saat ini pada tingkat mematikan.

Kelompok gari keras itu bersumpah melancarkan upaya baru dengan serangan terhadap diplomat, anggota parlemen dan pasukan asing.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.(*)
(B002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010