"Kegiatan seperti Jambore Budaya Serumpun Indonesia-Malaysia (JBSIM) yang diselenggarakan di Kabupaten Tanah Datar ini apabila dikelola secara berkesinambungan dan terpadu, akan menjadi ikon pariwisata baru yang kuat," kata Anak Agung Sri Dian Ekawaty, praktisi kepariwisataan Bali di sela JBSIM hari kedua, di Batusangkar, Sumatra Barat (Sumbar), Rabu.
Ia datang secara khusus untuk melihat JBSIM yang pada Selasa (8/6) dibuka Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng.
Jambore tersebut berlangsung 8-12 Juni 2010, dan diikuti sekitar 2000 anggota Pramuka Indonesia, Pengakap Malaysia, dan Pandu Putri Malaysia, yang dipusatkan di Bumi Perkemahan Pagaruyung, yang merupakan bekas pusat Kerajaan Minangkabau.
Ia yakin JBSIM akan bisa seperti Pesta Kesenian Bali (PKB) yang semula hanya diikuti unsur budaya setempat, kini diikuti provinsi lain, dan bahkan negara lain.
PKB pada 2010 adalah penyelenggaraan yang ke-32, dan akan berlangsung 12 Juni-10 Juli.
"Kegiatan seperti JBSIM yang mengusung tema budaya serumpun Melayu ini ke depan bisa diperluas tidak hanya Indonesia-Malaysia saja, namun juga ke Singapura, Brunei Darussalam, serta provinsi tetangga Sumbar," kata Dian, pengelola PT Alam Bahana Cipta yang bergerak di industri kepariwisataan Bali.
Untuk itu, ia yakin jika agenda seperti JBSIM itu juga dilakukan di daerah lain di Indonesia seperti di Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Papua, maka tujuan wisata berbasis kebudayaan di Indonesia kian beragam.
(A035/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010