New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat naik pada Selasa, terangkat euro yang berbalik naik jelang laporan data persediaan yang diperkirakan menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS jatuh minggu lalu.

Seperti dilaporkan Reuters, perdagangan berombak karena kekhawatiran tentang kesehatan fiskal Eropa dan dampak dari rencana penghematan terhadap pertumbuhan ekonomi membebani pasar saham Eropa dan juga perdagangan di Wall Street maju-mundur setelah dibuka naik.

"Orang-orang masih tersentuh oleh kerugian besar pada Jumat dan bertanya-tanya apakah pasar saham akan kembali turun atau bisa kembali bangkit," kata Mark Waggoner, presiden Excel Futures di Bend, Oregon.

Minyak mentah AS jenis light sweet untuk penyerahan Juli naik 55 sen, atau 0,77 persen, menjadi menetap di 71,99 dolar AS per barel, di perdagangan dari 70,75 dolar hingga 72,40 dolar dan tinggal dalam rentang perdagangan Senin.

Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli naik 18 sen menetap di 72,30 dolar per barel.

Minyak mentah berjangka AS merosot 4 persen pada Jumat lalu setelah laporan gaji non pertanian AS pada Mei mengecewakan dan mengakibatkan pasar minyak dan ekuitas jatuh.

Euro naik pada Selasa setelah mundur-maju, sembuh terhadap dolar AS setelah merosot pada Senin ke level terendah terhadap greenback sejak 2006.

Persediaan minyak mentah AS diperkirakan akan jatuh untuk minggu kedua karena volume impor menurun, sebuah survei Reuters terhadap para analis mengatakan pada Selasa.

Laporan persediaan kelompok industri American Petroleum Institute tiba pada Selasa (2030 GMT). Data yang semakin seksama dari Administrasi Informasi Energi AS tiba Rabu (1430 GMT).

"Data stok akan berdampak signifikan karena menjadi yang pertama untuk memberikan indikasi dari musim mengemudi. Itu bentuk permintaan bensin AS akan benar-benar penting," kata Christophe Barret, seorang analis minyak di Credit Agricole.

MasterCard mengatakan, permintaan ritel bensin AS turun 5,8 persen dalam pekan yang berakhir 4 Juni dari minggu sebelumnya, Tapi, selama empat minggu terakhir, permintaan bensin naik 1,5 persen, kata laporan itu.

Minyak jatuh di bawah 65 dolar pada 20 Mei ketika kontrak minyak mentah Juni berakhir dan meskipun harga berjangka bangkit kembali, dengan investor tampak senang untuk membeli dalam penyusutan, kisaran harga 75-70 dolar masih jauh di bawah 87,15 dolar tertinggi 19 bulan yang dicapai pada 3 Mei.

"Harga terlihat cukup stabil sekitar 72 dolar. Kami telah pindah ke tingkat harga antara 70-75 dolar yang tampaknya dapat diterima oleh semua orang dan oleh OPEC," kata Credit Agricole`s Barret.

Menteri perminyakan Arab Saudi mengatakan dalam sambutannya yang dipublikasikan pada Senin bahwa harga minyak akan tinggal di "alam ideal" 70 dolar hingga 80 dolar per barel.

Krisis utang Eropa dan pasar tenaga kerja AS yang masih kesulitan diperkirakan akan mendorong pengurangan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dari proyeksi terkemuka minggu ini.

Laporan IEA AS yang dirilis pada Selasa, yang pertama dari tiga laporan pengamatan minyak yang ditetapkan untuk rilis minggu ini, mengurangi proyeksi pertumbuhan permintaan globalnya 70.000 barel per hari untuk menjadi 1,5 juta barel per hari tahun-ke-tahun pada 2010.

IEA juga memotong proyeksi pertumbuhan produksi non-OPEC untuk 2010 dengan 160.000 barel per hari menjadi 500.000 barel per hari.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan merilis pandangan minyak pada Rabu diikuti oleh Badan Energi Internasional pada Kamis.

IEA, penasihat negara-negara industri, juga cenderung untuk memotong estimasi mengenai produksi minyak lepas pantai AS untuk 2015 oleh 100.000-300.000 karena potensi pengetatan peraturan tentang pengeboran lepas pantai menyusul tumpahan minyak BP Plc`s di Teluk Meksiko.

Inggris mengatakan akan meningkatkan inspeksinya pada kilang pengeboran di Laut Utara dan pemantauan praktek lepas pantai.(A026/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010