Berlin (ANTARA News/IRNA-OANA) - Beberapa pegiat Jerman yang berada di armada kapal bantuan menuju Jalur Gaza akan menuntut Israel karena menyerbu kapal tersebut, salah seorang pegiat mengatakan di Berlin, Jerman, kemarin.
Ketika berbicara dalam pembahasan meja bundar mengenai situasi di Jalur Gaza, Inge Hoeger mengatakan ia dan dua temannya akan mengajukan tuntutan terhadap Israel karena serangan mematikannya terhadap rombongan bantuan itu.
Keluhan tersebut yang ditujukan kepada jaksa federal Jerman akan meliputi dakwaan penculikan, katanya.
Hoeger, seorang anggota dewan legislatif dari partai oposisi The Left (Die Linke), ditemani oleh anggota faksi Annette Groth dan mantan anggota parlemen dari sayap kiri Norman Paech di kapal Mavi Marmara, kapal penumpang Turki dalam armada kapal yang memprotes blokade Israel.
Ketika politikus Jerman itu telah menuduh negara Yahudi tersebut melakukan kejahatan perang dan penculikan.
Sementara itu Hoeger mengumumkan parlemen Jerman dijadwalkan membahas serangan Israel terhadap armada perdamaian ke Jalur Gaza, Rabu, setelah satu petisi oleh partainya --yang menyerukan diakhirinya blokade atas Jalur Gaza dan dihentikannya pengiriman senjata Jerman ke Israel.
Sebelumnya Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga menyeru dunia agar menyeret Israel, yang pekan lalu melancarkan serangan mematikan terhadap armada bantuan ke Jalur Gaza, ke pengadilan.
"Para penyerang rombongan kemanusiaan tersebut harus diadili karena melancarkan tindakan hina yang tak manusiawi," kata Presiden Iran itu dalam wawancara dengan stasiun televisi Prancis, TF1.
Israel memicu kemarahan internasional ketika personil pasukan komandonya menyerang armada kapal bantuan menuju Jalur Gaza dan menewaskan sembilan orang.
Sementara itu, pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengecam Amerika Serikat, Inggris dan Prancis atas terjadinya serangan mematikan tersebut dan menyerukan dihukumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta Menteri Pertahanan Ehud Barak.(*)
(Uu.C003/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010