Jakarta (ANTARA News) - Absennya pemain-pemain China dari turnamen Indonesia Terbuka Super Series yang akan berlangsung di Jakarta pada 22-27 Juni, membuat peluang untuk meraih kemenangan semakin terbuka bagi pemain-pemain Indonesia.
"Dengan tidak ikutnya pemain-pemain China, peluang sangat terbuka pada kelima nomor yang dipertandingkan, terutama pada sektor putri karena selama ini putri-putri China sangat mendominasi," ujar Ketua Subbid Pelatnas PB PBSI Christian Hadinata dalam temu pers di Jakarta, Selasa.
Meski demikian, Christian mengingatkan bahwa pemain-pemain di luar China pun tidak bisa dipandang sebelah mata, terutama Malaysia, Korea, Denmark, dan Jepang. "Peringkat tidak terlalu berpengaruh," katanya.
Namun, ketika ditanya sektor mana yang paling berpeluang meraih gelar, Christian mengatakan, sulit untuk memprediksi karena tahun ini pemain-pemain Indonesia belum meraih gelar.
"Pada kenyataannya kita belum meraih gelar sehingga sulit untuk memperkirakan siapa yang paling berpeluang. Tetapi jika mereka bisa mempertahankan penampilan seperti pada Piala Thomas dan Uber lalu, ada peluang untuk menang," katanya.
Para pemain China tidak ambil bagian dalam Indonesia Terbuka karena sedang mengikuti liga di negara mereka.
Sementara itu, Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso berharap tiga sektor yang selama ini menjadi andalan yakni tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran dapat meraih prestasi pada turnamen berhadiah total 250.000 dolar AS tersebut.
Menanggapi harapan tersebut, pemain tunggal putra Simon Santoso yang menjadi unggulan keenam dalam turnamen tersebut mengatakan akan tampil sebaik mungkin untuk meraih gelar.
"Bermain di rumah sendiri saya ingin juga merasakan jadi juara tahun ini karena pada 2008 saya kalah di final oleh Sony (Dwi Kuncoro)," kata Simon.
Dalam undian pertandingan yang dikeluarkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Selasa, Simon menghadapi lawan yang tidak mudah sejak putaran pertama ketika ia bertemu pemain Hong Kong Hu Yun.
Berikutnya, ia berpeluang bertemu dengan pemain Denmark Joachim Persson atau Andrew Smith dari Inggris pada putaran kedua, untuk selanjutnya menghadapi rekan senegaranya, unggulan kedua Taufik Hidayat jika keduanya lolos ke perempat final.
Sementara itu sejumlah pemain unggulan dipastikan mengundurkan diri dari Indonesia Terbuka diantaranya unggulan delapan tunggal putra Park Sung Hwan dari Korea, unggulan kedua tunggal putri Tine Rasmussen dari Denmark, Wong Mew Choo dari Malaysia dan juara bertahan ganda putri asal Malaysia Wong Pei Tty/Chin Eei Hui.
Premier
Indonesia Terbuka 2010 akan menjadi turnamen Super Series terakhir di Tanah Air setelah BWF menyetujui Indonesia Terbuka menjadi salah satu dari lima turnamen Premier Super Series mulai tahun depan.
"Tahun ini turnamen agak berbeda, akan dibuat semeriah mungkin karena tahun depan akan naik menjadi Premier Super Series yang hadiahnya naik dari sekarang 250.000 dolar AS menjadi 600.000 dolar AS," ujar Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Terbuka, Handojo.
Selain Indonesia, empat turnamen Premier Super Series lainnya yang akan dimulai 2011 adalah Korea Terbuka (berhadiah 1,2 juta dolar AS), All England, China Terbuka dan Denmark Terbuka yang ketiganya menawarkan hadiah total 350.000 dolar AS.
Menurut Handojo, 10 pemain/pasangan peringkat teratas dunia wajib mengikuti turnamen Premier tersebut dan akan dikenai sanksi jika tidak ambil bagian.
Ditanya mengenai larangan perusahaan rokok mensponsori kegiatan olah raga, deputy referee Indonesia Terbuka, Juniarto Suhandinata mengatakan, hingga saat ini BWF tidak mempersoalkan PT Djarum Kudus menjadi sponsor Indonesia Terbuka dan Indonesia Terbuka Premier Super Series hingga 2013.
"Untuk kontrak tiga tahun Premier Super Series BWF tidak akan mempersoalkan Djarum sebagai sponsor. Tetapi setelah 2013 akan lain ceritanya," ujar Juniarto.
(T.F005/R010/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010