Kita harus bersatu untuk menghadapi kelompok radikal ini, kelompok yang ingin masuk surga secara gampang.
Jakarta (ANTARA) - Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla mengajak seluruh masyarakat Indonesia dari beragam latar belakang suku, agama, dan ras untuk bersatu melawan kelompok radikal yang meneror dengan mengatasnamakan agama tertentu.
Hal itu disampaikan JK saat melakukan pertemuan dengan para tokoh lintas agama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan di Gedung Wisma Kalla Makassar, Senin malam.
"Kita harus bersatu untuk menghadapi kelompok radikal ini, kelompok yang ingin masuk surga secara gampang," kata JK dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan tersebut, JK juga berharap para tokoh agama dapat ikut menenangkan masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh aksi teror yang mengatasnamakan agama tertentu.
"Mereka pikir dengan membunuh orang lain lantas bisa masuk surga. Padahal, tidak ada agama mengajarkan hal seperti itu," katanya menegaskan.
Baca juga: Mantan Wapres Jusuf Kalla kunjungi Gereja Katedral Makassar
Oleh karena itu, JK meminta seluruh masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemuka agama untuk selalu waspada.
JK menduga akan ada aksi teror serentak di beberapa daerah yang bertujuan untuk menimbulkan rasa takut bagi masyarakat.
"Jadi, masyarakat harus waspada. Apalagi, jika melihat penangkapan yang dilakukan oleh aparat di beberapa tempat selalu ditemukan adanya bom, bisa jadi ini mereka merencanakan gerakan serentak nasional, ini untuk memberikan kita kehati-hatian,” ujarnya.
JK bertolak ke Makassar, Senin, untuk meninjau lokasi kejadian serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar sekaligus berupaya meningkatkan toleransi antarumat di Sulawesi Selatan pascaledakan tersebut.
Dalam kunjungan tersebut, JK juga menyempatkan diri bertemu dengan Uskup Agung Makassar Mgr. Johannes Liku Ada untuk memberikan dukungan moral setelah serangan bom di gereja itu.
Baca juga: JK: Bom Katedral Makassar cederai kemanusiaan di Indonesia
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021