Aksi teror di Makassar ini bukan hanya menjadi masalah umat Katolik
Makassar (ANTARA) - Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), setelah aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pada Minggu (28/3) pagi, dan menyampaikan ucapan duka cita atas insiden tersebut.
"Saya ke sini bersama pemuka agama lainnya untuk menyampaikan duka cita serta mengutuk keras pelaku dan dalang dari bom bunuh diri itu," ujar Jusuf Kalla (JK), di Makassar, Senin.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu bersama Forum Komunikasi Umat Beragama Sulawesi Selatan (FKUB Sulsel) mengunjungi lokasi kejadian. Kunjungan tersebut dalam rangka menyampaikan belasungkawa dan dukungan moral kepada Pengurus Gereja Katedral Makassar dalam hal ini diwakili oleh Uskup Agung Makassar Mgr Jhon Likuada.
Dalam pertemuannya dengan Uskup Agung tersebut, JK menyatakan penyebab maraknya aksi bom bunuh diri tersebut karena ada yang menjual murah surga.
"Saya katakan, aksi bom bunuh diri terjadi karena ada orang yang menjual surga," kata JK kepada Jhon Likuada.
Selain mengucapkan belasungkawa, dalam kunjungannya tersebut, JK juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak aparat yang telah bergerak cepat mengatasi aksi teror tersebut dan berharap agar polisi segera menangkap pelaku di balik aksi teror tersebut beserta para pendukungnya.
"Kami ke sini ingin mengucapkan belasungkawa kepada pihak Gereja Katedral terhadap apa yang menimpa kemarin, dan juga saya mengucapkan terima kasih kepada polisi yang bergerak cepat mengatasi ini semua dan semoga segera menangkap semua pendukung aksi teror ini," ujarnya lagi.
JK menegaskan aksi teror di Gereja Katedral Makassar tidak hanya menjadi masalah umat Katolik saja, tapi menjadi masalah umat manusia.
"Aksi teror di Makassar ini bukan hanya menjadi masalah umat Katolik, tapi juga menjadi masalah kita semua umat manusia," kata Jusuf Kalla.
Baca juga: JK: Bom Katedral Makassar cederai kemanusiaan di Indonesia
Baca juga: JK kunjungi gereja pascateror bom
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021