Manila (ANTARA News) - Presiden terpilih Filipina, Benigno "Noynoy" Aquino III, dan Wakil Presiden Jejomar Binay hari Rabu akan dilantik menjadi orang nomor satu dan dua di Istana Malacanang, sebulan setelah pemilihan umum yang diwarnai berbagai kerusuhan.

Wartawan ANTARA Akhmad Kusaeni dari Manila, Selasa, melaporkan Noynoy, putra mantan Presiden Corazon Aquino, sudah menyiapkan sejumlah barong, pakaian tradisional Filipina rancangan desainer JC Buendia, untuk dikenakan saat pelantikan.

Noynoy memilih barong warna kuning sesuai dengan lambang partai dan perjuangannya.

Kepada wartawan, Noynoy mengatakan ingin pelantikan segera dilaksanakan agar negeri itu bisa bergerak dan pemerintahan baru bekerja untuk melayani rakyat. Yang lebih penting lagi, Noynoy ingin memastikan bahwa pemerintahan di Filipina bisa beralih secara damai dan demokratis.

Sebelumnya kekuatan rakyat (people power) menjatuhkan pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos dan Joseph Estrada. Pemerintahan Presiden Gloria Macapagal Arroyo juga tidak luput dari beberapa kali usaha kudeta dan gerakan people power yang gagal.

Pelantikannya sebagai presiden, menurut Noynoy, merupakan sebuah tanggung jawab baru yang diembannya, karena selama hampir sepuluh tahun terakhir ia mengabdi sebagai wakil rakyat di parlemen.

"Saya plong karena bisa lolos dari ancaman bagi negeri ini, yaitu peralihan kekuasaan melalui kekuatan jalanan. Saya lega karena dengan pelantikan ini, bukan seorang wakil presiden yang menggantikan presiden, tapi saya menggantikan Presiden Arroyo melalui sebuah pemilu demokratis," katanya.

Sebagai bukti rakyat Filipina bersuka cita atas pemerintahannya, Noynoy akan menggelar pesta rakyat di Metro Manila pada 30 Juni 2010 dimana warga bisa berkumpul dan bersenang-senang bersamanya. Noynoy ingin membuktikan bahwa meskipun dia berasal dari kalangan "bangsawan" dan berdarah biru "Dinasti Aquino", tetapi ia dekat dengan rakyat jelata.

Noynoy menolak tinggal di Arlegui Mansion, sebuah istana yang diperuntukkan bagi presiden Filipina. "Istana itu terlalu besar bagi keluarga saya dan saya seperti terpenjara bila tinggal di sana," kilahnya.

Tinggal di rumah di dalam kompleks Istana Malacanang juga merupakan sebuah pilihan bagi Noynoy, namun kemungkinan besar ia akan tinggal di kompleks perumahan Bahay Pangarap yang dekat dengan fasilitas militer untuk keamanan.
(ANT/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010