"Ini bukti calon-calon yang kami rekomendasikan mendapat dukungan rakyat dan berhasil memenangkan Pemilu Kepala Daerah (Pilkada), termasuk Pilkada Gubernur (Pilgub) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan terakhir Pilgub di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng)," katanya kepada ANTARA.
Menjawab pertanyaan, ia mengatakan, ada mekanisme partai pada proses penjaringan calon sampai rekomendasi keluar.
"Ada memang beberapa daerah yang melalui mekanisme `fit and propper test`, baik oleh DPP atau DPD. Dalam kaitan ini, siapa saja mempunyai hak sama mendaftarkan diri ke PDI Perjuangan, baik itu internar kader maupun dari partai lain, PNS, artis dan profesi lainnya, silahkan," katanya.
Sesudah kegiatan pendaftaran, lanjutnya, ada tahap berikutnya, yakni survei.
"Karena pemilih kan masyarakat umum yang punya hak pilih, bukan PDI Perjuangan saja. Makanya, hasil survei juga perlu untuk jadi bahan pertimbangan merekomendasikan calon. Tetapi lebih dari itu, kami juga menguji konsep program para kandidat, bagaimana mereka mensejahterahkan rakyat di daerahnya, komitmen ideologi bagaimana terhadap Pancasila 1 Juni 1945, Kebhinekaan, UUD 1945 serta NKRI," ujarnya.
Ternyata, demikian Tjahjo Kumolo, apa yang dilakukan pihaknya mampu menghasilkan kemenangan, baik di tingkat kabupaten dan kota, maupun provinsi.
"Apalagi ada realitas, bahwa calon-calon yang menang itu, ternyata sebagian besar murni kader PDI Perjuangan dan diusung sendiri, tidak dengan ada semacam koalisi dengan partai lain. Tetapi memang ada pasangan yang diusung itu hasil koalisi dua hingga empat parpol, atau ada sedikit yang salah satunya dari PDI Perjuangan sementara pasangannya kader partai lain, termasuk ada yang berkoalisi dengan pegawai negeri sipil," ungkapnya.
Masalah Pendampingan
Tjahjo Kumolo kemudian menunjuk beberapa faktor yang menjadikan kandidat partainya memenangkan banyak Pilkada, apakah itu Pilgub maupun Pilbup maupun Pilwako.
"Pertama, karena masalah pendampingan. Yakni strategi pemenangan Pilkada yang percaya pada gerak mesin partai. Kedua, Kepemimpinan tim kampanye dan figur calon atau kandidat yang kuat di mata masyarakat di daerah," ujarnya.
Kemudian ketiga, menurutnya, adanya pihak yang menjadi motivator dan mengubah menjadi energi positif untuk pemenangan Pilkada itu.
"Keempat, tim operasional partai yang solid dan menggerakkan pemilih untuk tingkatkan elektabilitas serta adanya militansi saksi TPS yang solid.Lalu kelima, tim pasukan lapangan dari partai dan berbagai kelompok masyarakat terorganiser, termonitor saling mendukung," katanya.
Hal yang penting juga, menurutnya, adanya tim sukses Pilkada terpadu antar Parpol (kalau ada koalisi).
"Tetapi inti kemenangan sesungguhnya ada pada kekuatan figur yang dipilih masyarakat dan dukungan partai sebagai jaminan politik. Dan hal yang lebih penting lagi, semua sukses bersama kuncinya kepada kepercayaan masyarakat pemilih," ujar Tjahjo Kumolo lagi. (M036/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010