Sumedang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mencatat 16 rumah rusak akibat bencana pergerakan tanah yang melanda Desa Tanjungwangi, Kecamatan Tanjungmedar mengakibatkan seluruh penghuninya harus mengungsi untuk menghindari ancaman bahaya bencana itu.

"Kita sudah melakukan 'assessment' ada 16 rumah yang mungkin terancam terkait pergerakan tanah di lokasi itu," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Sumedang Iwan Hermawan melalui telepon seluler, Senin.

Ia menuturkan pergerakan tanah itu sudah sering terjadi, dan terakhir dampak dari kejadian itu menyebabkan kerusakan pada bangunan rumah warga maupun tanah lingkungan warga setempat.

Baca juga: BPBD Garut: Delapan rumah rusak akibat pergerakan tanah di Pasirwangi

Rumah yang terdampak langsung pergerakan tanah, kata dia, cukup berjarak jauh dengan rumah penduduk lainnya di desa tersebut sehingga tidak terlalu meluas ancaman bahayanya terhadap warga di sana.

"Sebanyak 16 rumah ini memang kondisinya betul-betul ada retakan, ada rumah yang tidak banyak retakan tapi tanah di pinggir rumahnya sudah ada retakan," kata Iwan.

Ia menyampaikan hasil laporan di lapangan kondisi rumah warga itu terletak pada kemiringan tanah yang berbahaya dan cukup tinggi sehingga disarankan mengungsi untuk menghindari bahaya bencana pergerakan tanah.

Seluruh warga yang tinggal di rumah itu, kata dia, sementara tinggal mengungsi di gedung olahraga milik desa setempat, ada juga tinggal di rumah saudaranya yang aman dari ancaman bencana.

Baca juga: Warga Lebak korban pergerakan tanah ingin cepat direlokasi

"Ada 63 jiwa dari 16 rumah itu sudah kita kosongkan, dan diingatkan warga agar tidak lagi menempati karena punya potensi cukup besar, sementara kita tempatkan d gor desa," katanya.

Ia menyampaikan Pemerintah Kabupaten Sumedang telah menyiapkan kebutuhan logistik maupun keperluan lainnya yang dibutuhkan warga selama tinggal di pengungsian.

Pemerintah daerah juga, kata dia, akan merelokasi seluruh rumah yang terdampak bencana pergerakan tanah, untuk realisasinya menunggu hasil kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Kita koordinasi untuk rencana relokasi, dan kita juga sudah mengirimkan surat ke Badan Geologi, kita tinggal menunggu, mudah-mudahan secepatnya ada tim," katanya.*

Baca juga: Pergerakan tanah meluas, BPBD Cianjur-Jabar dirikan tenda pengungsian
Baca juga: Pemkab Cianjur relokasi 16 kepala keluarga akibat pergerakan tanah
Baca juga: Pergerakan tanah di Sukabumi semakin masif

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021