"Penghargaan tersebut semakin lengkap setelah awak Dewaruci menduduki juara umum bidang olahraga di Lavrion," kata Kasub Dinas Penerangan Umum Koarmatim, Mayor Laut Kariono, di Surabaya, Senin.
Di bidang olahraga awak KRI Dewaruci meraih dua medali emas dari bulu tangkis dan bola voli plus dua medali perak dari bulu tangkis dan tenis meja serta satu perunggu dari futsal.
Ajang yang diikuti 22 kapal tiang tinggi dari 16 negara itu menutup rangkaian parade pelayaran "Historical Seas Regatta 2010" yang berlangsung sejak 9 Mei 2010 dengan menyinggahi Volos (Yunani), Varna (Bulgaria), Istanbul (Turki), dan Lavrion (Yunani).
Kemenangan tersebut menjadi pelipur lara setelah dalam lomba layar, KRI Dewaruci, tidak berkutik melawan keperkasaan kapal layar berukuran besar "Dar Mlodziezy" dari Polandia, Mir (Rusia) dan Kaliakra (Bulgaria).
Dari tiga fase yang diikuti, rata-rata waktu tempuh KRI Dewaruci dua kali lipat lebih rendah dibandingkan dengan kapal-kapal tersebut.
Hanya di fase 1 dari Volos menuju Varna, KRI Dewaruci mampu membuntuti kapal itu dengan selisih jarak di bawah 10 mil karena saat itu kecepatan angin sangat mendukung, yakni rata-rata 10-25 knot.
Ia mengatakan KRI Dewaruci tidak bisa berbuat banyak bila kecepatan angin hanya 3 knot seperti yang sering terjadi di fase 2 (Varna-Istanbul) dan fase 3 (Istanbul-Lavrion).
Di samping desain bukan dikhususkan lomba, usia KRI Dewaruci sudah tidak kuasa lagi melawan alam sehingga di dua fase terakhir kapal hanya berputar di tempat.
Ketika kapal melaju pada kemiringan 20 derajat saja, air laut sudah masuk melalui celah-celah jendela yang sudah tidak kedap lagi sehingga pompa air yang berada di lambung kanan dan kiri segera difungsikan.
Kemudian satu demi satu layar kapal tersebut ditutup untuk mengurangi tekanan angin. Kapal layar yang sudah berusia 58 tahun itu hanya mampu bersaing dengan kapal layar Shabab (Oman) buatan 1971 dan kapal Alexander van Humboldt (Jerman) buatan 1906. (M038/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010