"Kami akan meningkatkan proyeksi industri global kami menjadi laba setahun penuh 2,5 miliar dolar (2,1 miliar euro)," Direktur Jenderal IATA Giovanni Bisignani mengatakan pada sidang umum tahunan di Berlin.
Pada Maret, IATA memperkirakan anggotanya akan mencatat kerugian sekitar 2,8 miliar dolar tahun ini, setelah merugi 9,4 miliar dolar pada 2009.
Bisignani mengatakan meski industri akan mendapat untung, "dengan margin (laba) sebesar 0,5 persen itu akan menjadi sebuah pesta yang sederhana."
Pada 2007, sebelum krisis keuangan global pecah, perusahaan penerbangan secara keseluruhan membukukan keuntungan sebesar 12,9 miliar dolar.
Pemulihan tidak akan merata, kepala IATA memperingatkan, tapi "Eropa dengan ekonominya yang lemah akan menjadi satu-satunya wilayah merah, dengan kerugian 2,8 miliar dolar."
Tahun lalu, perusahaan penerbangan Eropa kehilangan 4,3 miliar dolar.
Untuk 2010, selain lalu lintas lemah dalam bulan-bulan musim dingin, Eropa menghadapi awan abu vulkanik dari Islandia yang memaksa pembatalan sekitar 100.000 penerbangan pada April.
Meletusnya gunung berapi tersebut mengakibatkan perusahaan penerbangan kehilangan pendapatan sekitar 1,8 miliar dolar, kata Bisignani.
Kepala eksekutif British Airways Willie Walsh CEO mengkritik lagi para pejabat Eropa untuk "keputusan mereka yang salah" untuk menutup sebagian besar wilayah udara benua itu karena pencegahan keselamatan.
Sementara itu Kepala IATA memperingatkan tentang risiko surplus kapasitas dengan maskapai penerbangan membangun armada mereka sementara biaya awak pesawat meningkat.
Dia meminta pilot dan personil penerbangan lain menjadi moderat dalam meminta gaji.
"Pilot dan kru pasti harus turun ke bumi dan pemogokan pada saat ini adalah omong kosong," katanya.
BA saat ini terlibat dalam pengelakan diri dengan awak kabin tentang pembayaran dan kondisi yang telah menyebabkan kerugian besar selama beberapa minggu terakhir.
Bisignani mengatakan bahwa ia positif pada industri untuk jangka panjang-, mengatakan bahwa ia memperkirakan maskapai penerbangan memiliki hampir tidak ada kecelakaan pada 2050 dan mengurangi emisi karbon dioksida hingga setengahnya.
Terbaik dari semuanya, "kami akan mengeliminasi antrian dengan sistem yang terintegrasi yang menjamin keamanan karena kami memproses lebih banyak penumpang," prediksi dia.
Saat itu, sektor ini "akan mengkonsolidasikan industri dari selusin merek global yang didukung oleh pemain regional," kata kepala IATA.
"Dalam hanya lebih dari satu dekade, saya bisa melihat 100 miliar dolar keuntungan industri dengan pendapatan satu triliun dolar," katanya. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010