Bengkulu (ANTARA News) - Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional ke-23 di Bengkulu diharapkan mampu memulihkan trauma psikologi masyarakat terhadap gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter pada 2007.
"MTQN ini otomatis mampu mengobati bahkan memulihkan trauma psikologis masyarakat untuk mengatasi gempa bumi tiga tahun lalu yang sempat membuat warga kehilangan harapan," kata Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Kurnia Utama, Senin.
Gempa bumi berkekuatan 7,3 SR di Bengkulu pada 2007 telah merobohkan ribuan unit rumah namun tidak menimbulkan korban jiwa yang besar.
Tidak hanya merusak ribuan rumah, fasilitas umum juga banyak yang rusak parah bahkan tidak bisa digunakan seperti saluran irigasi, gedung sekolah dan perkantoran.
"Semua itu membuat daerah kita yang termasuk tertinggal ini semakin terpuruk tetapi dengan adanya agenda MTQN ini, walaupun hanya satu minggu diharapkan bisa meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat," katanya.
Untuk itu kata politisi Golkar ini seluruh masyarakat Bengkulu harus berperan serta mendukung dan menyukseskan agenda skala nasional itu.
Kesempatan baik ini menurutnya harus ditangkap masyarakat untuk memulihkan kondisi Bengkulu dan bangkit dari keterpurukan.
"Masyarakat harus mendukung kegiatan ini sehingga berjalan dengan baik karena semua kita adalah tuan rumah," jelasnya.
Kurnia juga mengharapkan agar masyarakat Bengkulu mendukung kafilah yang berlomba pada MTQN tersebut sehingga mereka semakin bersemangat dan memberikan yang terbaik untuk daerahnya.
Sebelumnya Gubernur Bengkulu mengatakan kegiatan MTQN telah menghidupkan perekonomian daerah ini karena diperkirakan 7.000 orang kafilah dan penggembira menghadiri acara tersebut.
"Seluruh hotel dan penginapan sudah disewa untuk kafilah bahkan untuk penggembira, panitia membutuhkan 400 unit rumah warga untuk penginapan," ujarnya.
Slogan MTQN ke-23 Provinsi Bengkulu yakni "Indahnya MTQN Bengkulu, Indahnya Pantai Panjang Bengkulu" diharapkan mampu mempromosikan sekaligus menarik wisatawan untuk memajukan pariwisata yang diyakini mampu memacu pertumbuhan ekonomi daerah.(K-RNI/I016)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010