Kandahar (ANTARA News) - Satu tentara Kanada tewas saat berpatroli di Afghanistan selatan, kata militer Kanada, Senin.

Ia adalah satu di antara lima tentara persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, yang tewas di Afganistan pada Minggu. Empat di antara mereka adalah tentara Amerika Serikat, tiga di antara mereka tewas dalam kecelakaan lalu lintas.

Sersan Martin Goudreault (35 tahun) adalah anggota Resimen Zeni Tempur 1, yang berpangkalan di Edmonton di Alberta, yang tentara Kanada, yang berpangkalan di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, demikian laporan AFP.

Ia tewas saat berpatroli di daerah Panjwayi di Kandahar, tempat tentara Amerika Serikat dan NATO meningkatkan gerakan untuk memaksa mundur Taliban di wilayah jantung rohani mereka dalam upaya mempercepat penyelesaian perang hampir sembilan tahun itu.

Kematian Goudreault menjadikan 147 jumlah tentara Kanada tewas di Afghanistan sejak negara itu menempatkan pasukannya pada Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO pada 2002.

Lebih dari 2.800 tentara Kanada di Afganistan dijadwalkan pulang pada tahun mendatang.

Hingga pekan pertama Juni, sejumlah 1.802 tentara asing tewas di Afghanistan sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat untuk menumbangkan pemerintah Taliban pada ahir 2001.

Korban terbanyak dialami tentara Amerika Serikat, dengan 1.093 orang, diikuti Inggris dengan 292 orang, Kanada (147), Jerman (43), Prancis (42), Denmark (32), Spanyol (28), Italia (24), Belanda (24) dan negara lain (78).

Kekerasan di Afghanistan mencapai tingkat tertinggi dalam perang lebih dari delapan tahun dengan gerilyawan Taliban itu, yang memperluas perlawanan dari wilayah selatan dan timur negara itu ke ibukota dan daerah sebelumnya damai.

Banyak di antara tentara dari 43 negara itu tewas akibat peledak buatan rumahan IED, yang ditanam pejuang Taliban.

IED, senjata pilihan Taliban, adalah bom kasar, yang diledakkan melalui kendali jauh atau ranjau piring (lempeng tekanan), yang meledak jika alat itu diinjak atau dilindas.

Taliban lebih kuat daripada yang diperkirakan NATO, namun sekutu di Afghanistan itu akan mencapai kemajuan, baik secara ketentaraan maupun politik, pada tahun ini, kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pada Senin.

"Kita harus jujur dan mengatakan bahwa mereka tampaknya lebih kuat daripada yang kita perkirakan ketika gerakan asing mulai digelar pada 2001," kata Rasmussen kepada lembaga penyiaran Kanada CBC dalam wawancara telepon.

Perlawanan Taliban terhadap pemerintah dan 130.000 tentara asing pimpinan Amerika Serikat saat ini pada tingkat mematikan.

Kelompok gari keras itu bersumpah melancarkan upaya baru dengan serangan terhadap diplomat, anggota parlemen dan pasukan asing.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

NATO dan Amerika Serikat menambah pasukan ke negara itu, tempat penyebaran mereka mencapai 150.000 pada Agustus saat panglima meningkatkan perang dengan Taliban di wilayah jantung mereka dalam upaya menarik mereka pada ahir tahun ini.
(Uu.B002/H-RN/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010