Pada saat kedatangan Spanyol di Indonesia, khususnya di Tidore, waktu itu belum ada nama Indonesia, yang ada hanya Negara Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Almansyur
Ternate (ANTARA) - Sultan Tidore, Maluku Utara (Malut) Husain Alting Sjah menyatakan kedatangan kapal latih Spanyol Juan Sebastian De Elcano di Perairan laut Tidore pada Sabtu (27/3) 2021 tidak hanya untuk memperingati 500 tahun hubungan Tidore-Spanyo , namun mampu membawa visi nilai-nilai keadaban.
"Sesungguhnya, untuk mengenang sejarah Tidore dengan kedatangan kapal latih Juan Sebastian De Elcano beserta rombongan di Tidore masih dalam pra kondisi, tentunya hal lebih penting lagi akan disampaikan Wali Kota Tidore Kepulauan pada September dan November mendatang di Tidore," kata Sultan Tidore, Husain Alting Sjah di Ternate, Senin.
Ia mengatakan kedatangan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia Jose Maria Matres Manso beserta rombongannya pada hakikatnya adalah merintis sejarah yang sebenarnya di saat Juan Sebastian De Elcano ketika berhadapan dengan yang mulia Sultan Almansyur dengan menggelar pertemuan di dua titik, yakni di Mareku dan Rum.
Rombongan yang mengikuti Dubes Spanyol tersebut adalah Emanuel Bernardes Joaquim, Charge d’Affaires a.i.of Portugal, Atase Pertahanan Kolonel Antio Alvaro Gonzallez bersama istri Mari Cermen Aracell Bona, Konselor Ekonomi Altana Araceli Miguez Cillero, Konsul Manuel de la igelesia Anglada, sejumlah atase yakni Alberto Banavante Garcia Tudela, Raul Merhan Fernendez, dan Javier Serrano Aviles, Head of Aula Cervantes,
Pada saat kedatangan Spanyol di Indonesia, khususnya di Tidore, kata dia, waktu itu belum ada nama Indonesia, yang ada hanya Negara Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Almansyur.
"Dengan situasi yang sangat berbeda pada saat kedatangan Juan Sebastian De Elcano, tidak hanya memperingati 500 tahun, namun membawa visi nilai-nilai kemanusian. Dengan nilai-nilai itulah, orang tahu kita saling menghormati dan menjunjung tinggi kemanusiaan dan keadaban sesuai dengan nilai leluhur Kesultanan Tidore," katanya
Menurut Sultan, pertemuan dua orang besar di waktu itu menorehkan sejarah yang luar biasa, dan sampai sekarang bisa disaksikan 500 tahun yakni peristiwa yang universal tersebut, memiliki nilai kemanusiaan dan rasa menghormati peradaban antarsesama umat manusia, terutama umat yang berada di Spanyol dan Tidore.
Sultan juga menjelaskan, dengan visi tersebut, bukan semata-mata perdangannya saja, namun keadaban dan keluhuran Sultan Almansyur yang tinggi dan tidak semata-mata menerim Spanyol, akan tetapi mereka membawa nilai-nilai keadaban yang kulturnya ada di Tidore.
"Maka itulah, Sultan Almansyur dengan segala kebesarannya, dengan segala kemuliannya menghamparkan karpet merah, bahwa seolah-oleh untuk menerima Spanyol," katanya.
Menurut Sultan keluhuran yang diajarkan oleh Almansyur itulah, sehingga sampai detik ini kami masih memelihara dengan baik.
"Saya membayangkan bangsa Spanyol datang berbeda dengan hari pada saat itu, atau menampakkan dirinya sama dengan Negara-negara yang lain tidak dalam bentuk persahabatan, tentu pada hari ini, tidak bisa duduk bersama, " katanya.
Di kesempatan yang berbeda dirinya yakin ruh Sultan Almansyur melihat peristiwa kembali 500 tahun yang lalu, karena itu, Spanyol adalah saudara dari masyarakat Tidore.
Kepada semua masyarakat Tidore diajak agar saling bahu membahu dan bersama-sama membangun keadaban secara universal yang dicintai bersama ini, demikian Sultan Husain Alting Sjah.
Baca juga: Menjelang Sail 2021, Dubes Spanyol kunjungi Tidore
Baca juga: Dubes Spanyol ke Maluku Utara bahas kedatangan kapal Sebastian El Cano
Baca juga: Masyarakat Tidore usulkan Sultan Zainal Abidin jadi pahlawan nasional
Baca juga: Sultan Tidore instruksikan lindungi mahasiswa asal Papua
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021