Reksa Dana Haji Syariah telah melewati keempat fase krisis dengan performa konsisten dan selalu lebih unggul daripada indeks acuan, Infovesta Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Manajer Investasi (MI) PT Insight Investments Management menilai produk Reksa Dana Haji Syariah atau (I-Hajj Syariah Fund) dapat menjadi alternatif pilihan untuk meminimalisasi risiko berinvestasi bagi investor.

"Reksa Dana Haji Syariah telah melewati keempat fase krisis dengan performa konsisten dan selalu lebih unggul daripada indeks acuan, Infovesta Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah," kata Direktur Utama PT Insight Investments Management Ekiawan Heri Primaryanto melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Beberapa krisis global yang pernah terjadi dan mempengaruhi pasar keuangan Indonesia pertama pada 2008 yaitu krisis finansial global di mana pasar terkoreksi hingga 56 persen dalam lima bulan, pada 2011 yaitu Euro Crisis di mana pasar terkoreksi 22 persen dalam dua bulan, pada 2013 yaitu The Fed QE Tapering di mana pasar terkoreksi hingga 24 persen dalam dua bulan, dan pada 2015 yaitu China Stock Market Crash di mana pasar terkoreksi 23 persen dalam enam bulan.

Secara historikal, imbal hasil Reksa Dana Haji Syariah konsisten di atas indeks Infovesta Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah, yakni mencapai 46,54 persen selama lima tahun terakhir (per akhir Februari 2021).

Selain itu, Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) juga memiliki imbal hasil yang meningkat per tahunnya, tercatat pada akhir 2018, imbal hasilnya mencapai 5,95 persen, lalu akhir 2019 sebesar 6,24 persen, dan kemudian akhir 2020 mencapai 7,94 persen. Per 12 Maret 2021, secara year-to-date imbal hasil Reksa Dana Haji Syariah mencapai 1,52 persen.

Diluncurkan pada 17 Januari 2005, Reksa Dana Haji Syariah adalah reksa dana pendapatan tetap syariah, mengacu pada Fatwa Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan Opini Dewan Pengawas Syariah Insight Investments Management, yang bertujuan untuk mendapatkan imbal hasil investasi yang meningkat dalam jangka menengah hingga panjang.

Investor bisa mulai berinvestasi pada reksa dana tersebut dengan minimal pembelian sebesar Rp100.000.

Reksa Dana Haji Syariah memiliki fleksibilitas alokasi aset pada komposisi portofolionya, yakni penempatan pada efek sukuk, efek utang, atau efek investasi syariah sebesar 40 persen hingga 100 persen , serta pada efek pasar uang syariah sebesar 0 persen hingga 60 persen. Reksa Dana Haji Syariah memiliki strategi berfokus pada sukuk korporasi investment grade dengan durasi 2-3 tahun, yang diterbitkan oleh emiten dengan kredibilitas baik dan memiliki potensi return menarik.

Selain fleksibilitas alokasi aset, konsistensi imbal hasil positif, dan meminimalisasi risiko investasi, khususnya saat pasar keuangan mengalami fluktuasi tinggi, Reksa Dana Haji Syariah juga memiliki program sosial keagamaan dalam bentuk memberikan kesempatan beribadah ke Tanah Suci bagi orang-orang yang kurang beruntung secara ekonomi.

"Reksa Dana Haji Syariah atau I-Hajj Syariah Fund dirancang sebagai reksa dana ethical dengan tujuan agar para investor dapat membantu saudara-saudara kita yang secara ekonomi kurang beruntung untuk dapat menunaikan ibadah haji atau umroh melalui penyisihan infaq haji. Sejak meluncurkan produk ini pada tahun 2005 hingga tahun 2020 lalu, Insight dibantu oleh para investor telah berhasil memberangkatkan lebih dari 500 jemaah ke Tanah Suci," ujar Ekiawan.

Baca juga: DPS Manulife: Reksa dana syariah bisa jadi opsi investasi saat pandemi

Baca juga: Co-founder Tanamduit: Kelebihan investasi syariah perlu digalakkan

Baca juga: Kinerja reksa dana syariah tumbuh positif

Baca juga: OJK optimistis AUM reksa dana syariah meningkat

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021