Jakarta (ANTARA News) - Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2009, harus menangani 12 perkara yang merupakan perkara belum dapat diputus pada 2008. "Sebanyak 12 perkara belum dapat diputus, sehingga persidangannya diteruskan pada 2009. Salah satunya soal UU Pilpres," kata Ketua MK, Mahfud MD, dalam acara jumpa wartawan, di Gedung MK, Jakarta, Selasa. Ketua MK mengatakan selama 2008, MK sudah menerima 36 perkara pengujian undang-undang (UU) terhadap UUD 1945. "Selain itu, pada 2008, MK juga masih memeriksa 10 perkara yang sampai dengan akhir 2007, masih dalam proses persidangan. Jumlah keseluruhan perkara yang diadili pada 2008, sebanyak 46 perkara," katanya. Dari ke-46 perkara yang ditangani MK pada 2008 itu, sudah diputus sebanyak 34 perkara dan sisanya sebanyak 12 perkara yang harus ditangani pada 2009. Ia menyebutkan amar putusan MK selama 2008, yakni, mengabulkan permohonan sebanyak 10 perkara, menolak permohonan 12 perkara, tidak diterima tujuh perkara, dan menarik kembali permohonan lima perkara. "Selama 2008 juta, MK hanya menerima tiga perkara Sengketa Kewenangan antar Lembaga Negara (SKLN) yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945 yang ditambah dengan dua perkara pada 2007 yang belum selesai," katanya. Jadi, kata dia, selama 2008, MK telah memutus empat perkara SKLN dan satu perkara SKLN yang belum diputus, hingga persidangannya dilanjutkan pada 2009. "Amar putusan MK untuk SKLN, yakni, tidak diterima dua perkara dan menarik kembali permohonan dua perkara," katanya. Ia menyebutkan MK sejak 1 November 2008 sampai sekarang, telah menerima 27 perkara perselisihan hasil pilkada dari berbagai daerah. Dari 27 perkara tersebut, kata dia, sampai dengan akhir 2008. MK telah memutus 21 perkara. "Adapun enam perkara lainnya dilanjutkan persidangannya pada 2009, amar putusannya mengabulkan permohonan empat perkara, menolak permohonan 14 perkara, dan tidak diterima tiga perkara," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009