Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia, Senin pada pembukaan pasar turun 3,52 persen, karena pelaku pasar melepas saham-saham unggulan dan murah, akibat merosotnya bursa Wall Street yang menekan bursa regional.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah 99,845 poin menjadi 2.723,194 dan indeks LQ-45 turun 21,372 poin menjadi 526,575 poin.
Analis Valas PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, mengatakan, indeks BEI tertekan oleh bursa Wall Street setelah keluarnya data tenaga kerja AS yang mengecewakan sehingga pelaku asing melepas saham-sahamnya.
Data tenaga kerja AS itu menimbulkan kepanikan pelaku pasar yang lebih cenderung melepas saham dan menukar dengan dolar yang dinilai merupakan tempat yang aman bagi investasinya, katanya.
Krisna Dwi mengatakan, saham-saham di Indonesia yang paling banyak dilepas pelaku adalah saham BUMN, P Gas yang terjual sebanyak 4,9 juta unit dengan nilai Rp17,98 miliar pada kurs turun Rp175 menjadi Rp3.700.
Saham lainnya yang juga tertekan yaitu Indo Tambang Mega merosot Rp1.700 menjadi Rp33.450, saham Astra Internasional melemah Rp1.250 menjadi Rp43.750 dan saham Astra Agro Lestari berkurang Rp900 menjadi Rp20.550.
Selain itu, saham perbankan juga melemah seperti saham BRI melemah Rp300 menjadi Rp8.450, saham BCA berkurang Rp250 menjadi Rp5.400 dan saham Bank Danamon turun Rp250 menjadi Rp4.900.
Ia mengatakan, indeks BEI pada siang nanti diperkirakan akan tetap terpuruk hingga mendekati angka 2.700 poin.
Hal ini disebabkan pelaku pasar agak panik mereka hanya fokus menjual sahamnya dan ditukarkanya dengan dolar, ucapnya.
Meski demikian, lanjut dia , koreksi harga itu diperkirakan tidak berlangsung lama, karena lembaga keuangan Uni Eropa bertekad untuk segera mencairkan dana talangannya ke Yunani, yang diharapkan akan mengurangi dampak krisis keuangan itu.
(CS/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010