Pemantauan ANTARA, Minggu, bahwa puluhan kios di Pasar Rubuh Cipondoh masih tutup meski kerusuhan telah usai pekan lalu.
Para pedagang enggan membuka kios yang mayoritas menjual aneka kayu dan barang- barang bekas bangunan tersebut.
"Sejak kerusuhan, pedagang masih menutup tempat usaha, mereka khawatir ada kerusuhan susulan," kata seorang pedagang, J (43) yang meminta agar identitasnya tidak diungkapkan.
Demikian pula beberapa kios di jalan KH Ahmad Dahlan Cipondoh masih tutup padahal petugas telah membuka garis polisi di kawasan itu.
Pernyataan tersebut terkait kematian Endit Mawardi oleh dari etnis tertentu di Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakbar Minggu (30/5), korban sehari-hari bekerja sebagai anggota satuan pengaman (Satpam) di Perumahan Puri Mansion, Jakarta Barat.
Massa pendukung Endit akhirnya melakukan penyisiran pada etnis tertentu dan membakar kios dan warung di Pasar Rubuh, Cipondoh.
Bahkan massa juga membakar sejumlah kios dan lapak serta kendaraan lainnya di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Cipondoh.
Namun tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan di Cipondoh itu, tapi beberapa warga diamankan di sebuah rumah ibadah dan dalam pengawalan petugas.
Endit meninggalkan seorang istri Nusroniyah yang merupakan guru taman kanak-kanak dan tiga anak masing-masing Ikang Fawzi (20), Anissa Dwi (16) dan Dini (13).
Dalam aksi kerusuhan itu 35 rumah dan 42 lapak serta lima kendaraan ludes terbakar di Duri, Kosambi, Cengkareng, termasuk 20 kios Cipondoh yang hangus rata dengan tanah.
Memasuki sepekan kematian Endit, ribuan warga Forkabi Cabang Petir, Cipondoh, melakukan tahlilan atas sepekan kematian korban yang tewas saat mendamaikan pertengkaran dua warga yang bertikai. (A047/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010