Lamno, Aceh Jaya (ANTARA News) - Transportasi darat Banda Aceh-Calang, Kabupaten Aceh Jaya, kini lancar kembali, setelah sejak Sabtu malam sempat "lumpuh" akibat sebuah jembatan terendam banjir.
Wartawan ANTARA, Minggu, melaporkan, puluhan mobil angkutan umum dan pribadi yang sempat bermalam kini kini sudah bisa menerobos jembatan Baely di Desa Lamdurian, Kecamatan Jaya Lamno, Aceh Jaya, karena air sudah mulai surut.
Sekitar pukul 11.00 WIB air yang merendam jembatan tersebut kini tinggal 60 Cm, sehingga bisa dilewati kenderaan.
Satu persatu kendaraan dari arah Banda Aceh-Calang dan sebaliknya menebos jembatan yang masih direndam air, sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan.
Luapan Sungai Babahkrueng, mengakibatkan jembatan sepanjang 8 meter dan lebar 4,5 meter itu digenangi air setinggi 1,5 meter, sehingga tidak bisa dilewati kenderaan.
Jembatan yang dibangun pasca-tsunami oleh TNI, merupakan satu-satunya jembatan yang masih tersisa, yang hingga kini belum diganti jembatan baru.
Transportasi Banda Aceh-Calang sempat lumpuh, karena selain jembatan digenangi air, juga tidak beroperasinya dua rakit penyeberangan di kawasan Lamno.
Biasanya pengguna jalan menggunakan rakit, tapi karena arus sungai saaat ini cukup deras, sehingga pemiliknya tidak beroperasi, akhirnya mereka melalui jalan alternatif, namun terjebak banjir.
"Bila melewati rakit, pengguna jalan akan hemat waktu 2 jam bila ingin ke Calang atau sebaliknya, tapi kalau kondisi seperti ini, maka terpaksa melalui jalan alternatif yang melewati jembatan Baely," kata Hasbi, salah seorang supir kenderaan umum L-300.
Ia menyatakan, bila jembatan Lambeso, Kecamatan Lamno, selesai dibangun, maka transportasi darat Banda Aceh-Calang bisa teratasi dan lancar.
Sementara itu, masyarakat yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Lambeso dan Krueng Kuala Unga, khawatir banjir luapan yang bisa terjadi tiba-tiba, jika hujan di hulu terus turun.
Ramli, warga setempat, menyatakan, sejak Sabtu malam warga di daerah ini sudah mulai siap-siap bila terjadi banjir.
Bahkan, katanya, warga sudah mulai mengungsikan ternak sapi yang kandangnya beada di pinggir DAS.(A042/Z002)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010