Makassar (ANTARA) - Ketua Persatuan Masyarakat Kristen Kawasan Timur Indonesia (PMKTI) DPD Provinsi Sulawesi Selatan Dr Ariella H Sinjaya mengimbau masyarakat khususnya kristiani agar tetap tenang menyikapi insiden bom bunuh dIri di Gereja Katedral Makassar yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka, serta menimbulkan ketakutan.
Dr Ariella H Sinjaya di Makassar, Minggu, juga menyampaikan rasa duka yang mendalam atas insiden itu.
Menurut dia, tindakan bom bunuh diri dengan alasan apa pun yang bertentangan dengan Hukum dan Hak-hak Asasi Manusia serta atas nama Agama sangat bertentangan dengan nilai-nilai moral, agama dan norma hukum yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca juga: Moeldoko ingatkan bahaya radikalisme di Indonesia
PMKTI juga mengecam keras terhadap tindakan bom bunuh diri tersebut karena dapat merusak nilai-nilai kemanusiaan, agama, sosial, dan hukum.
Selain itu, pihaknya meminta kepada seluruh umat Kristiani agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan aksi-aksi yang bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang didalangi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, dan tetap memperlihatkan sikap spiritualisme dengan hidup berdasarkan kebenaran Alkitabiah sebagai pedoman hidup.
Juga meminta agar segenap umat kristiani mendoakan keluarga korban, serta memberikan perhatian dan penghiburan bagi keluarga yang berduka.
Baca juga: Konferensi Waligereja Indonesia imbau umat Katolik tidak terprovokasi
"kami juga mengajak para tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta seluruh masyarakat untuk bersama kita mempererat persatuan dan kesatuan, serta tetap menjaga stabilitas regional dan nasional guna memperkuat ketahanan nasional," katanya.
Dia juga berharap dan mendoakan agar Polri dan TNI dapat mengungkap para pelaku bom bunuh diri bersama jaringannya dapat segera terungkap.
Termasuk mengajak seluruh masyarakat untuk menghentikan penyebaran gambar dan video yang bisa membangkitkan rasa takut dan keresahan.
Baca juga: Wali Kota Makassar jenguk korban bom Gereja Katedral di rumah sakit
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021