"Kegiatan yang dilakukan PT Phoenix tidak dilengkapi izin operasi," kata Suyoto menegaskan, Sabtu.
Pengeboran yang dilakukan PT Phoenix di lapangan sumur minyak tua di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, mengakibatkan terjadi "blow out" atau semburan liar tak terkendali berupa gas, minyak bercampur lumpur, Selasa (1/6).
Lima jam kemudian semburan liar tersebut berhenti dan beralih di sumur minyak D 138 di Desa Hargomulyo, hingga baru berhenti, Jumat (4/6).
Akibat semburan liar tersebut, diperkirakan minyak mentah yang keluar dari sumur minyak tua tersebut mencapai ratusan drum dan menggenangi pelataran di kawasan setempat, sekaligus merusak pohon jati di radius 150 meter.
Dia mengangap, akibat telah terjadi "blow out" atau semburan liar gas, minyak bercampur lumpur di sumur minyak di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, telah terjadi kerusakan lingkungan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro minta Pertamina bertanggung jawab atas kejadian di lapangan sumur minyak peninggalan Belanda di wilayah setempat. Disamping itu, BP Migas diminta ikut melakukan pengawasan kepada PT Phoenix yang bermitra dengan KUD setempat dalam mengelola sumur minyak tua.
Menurut dia, pihaknya secepatnya akan mengundang pihak yang terkait untuk membahas kejadian semburan liar di lapangan minyak tua di wilayah setempat. "Untuk tindak lanjut pemkab akan mengundang semua pihak terkait," paparnya menjelaskan.
Ditemui terpisah, Direktur LSM "Winner Centre", Sarif Usman menyatakan, kepolisian harus bertindak tegas kepada PT Phoenix atas kejadian semburan liar yang mengakibatkan kerusakan lingkungan di lapangan minyak tua di wilayah setempat.
"Penambangan minyak tradisional di Kecamatan Kedewan semakin tidak tertib, dengan masuknya pihak luar, sehingga produksinya sekarang disuling sendiri dan dijual keluar secara ilegal," ujarnya dengan nada prihatin.
Dari data yang ada, di Desa Wonocolo, Hargomulyo dan Beji Kecamatan Kedewan, ada 222 sumur minyak tua peninggalan Belanda. Produksi minyak mentah di tiga desa tersebut dengan jumlah 48 sumur yang diproduksikan setiap harinya berkisar 35.000 hingga 50.000 liter.
Produksi minyak mentah yang seharusnya disetorkan kepada Pertamina Region Jawa Area Cepu, sejak Oktober 2006 lalu disuling sendiri oleh para penambang dan dijual keluar dalam bentuk solar dengan harga di bawah harga di SPBU.(*)
(T.KR-SAS/C004/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010