Bengkulu (ANTARA News) - Kualitas Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXIII ditentukan Dewan Hakim yang profesional dan bertanggung jawab, kata Menteri Agama Suryadharma Ali, di Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan, Dewan Hakim harus memiliki keikhlasan serta bertanggung jawab untuk menjamin kerahasiaan dan keadilan pelaksanaan MTQ.
"Kita semua tentu tidak ingin mendengar keluhan dari peserta, dan masyarakat tentang ketidakadilan, ketidakjujuran atau ketidakprofesionalan Dewan Hakim dalam musabaqah ini," ungkap Menag dalam sambutannya saat melantik Dewan Hakim MTQ Nasional XXIII di Gedung DPRD Provinsi Bengkulu.
Suryadharma berharap agar Dewan Hakim dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya serta memegang teguh kode etik serta pedoman perhakiman yang telah ditetapkan.
Menurutnya, Dewan Hakim MTQ Nasional 2010 dipilih dan ditetapkan dengan mempertimbangkan
faktor kompetensi dan kredibilitas. `"Selain itu, tentunya juga memperhatikan faktor regenerasi dan keterwakilan daerah," tuturnya.
Pihaknya berharap Dewan Hakim yang mendapat amanah merupakan unggulan dari berbagai daerah yang memenuhi syarat serta memiliki jejak rekam reputasi di bidangnya masing-masing.
Menag mengingatkan bahwa penilaian dan keputusan Dewan Hakim bersifat final dan tak dapat digugat.
Oleh karena itu, papar dia, Dewan Hakim harus independen dan bebas dari segala kepentingan apa pun dan pengaruh siapa pun.
`"Saya minta, Dewan Hakim untuk selalu konsisten dan berpegang kepada pedoman perhakiman dalam MTQ, dan mengesampingkan segala faktor yang dapat mempengaruhi penilaian," ujar Suryadharma.
Pihaknya mengingatkan agar Dewan Hakim untuk tak menjanjikan sesuatu atau menerima pemberian atau hadiah apa pun yang terkait dengan pelaksanaan tugas yang diembannya.
Pelaksanaan MTQ Nasional XXIII, tutur Menag, harus lebih berkualitas dalam semua aspek. Untuk itu, pihaknya meminta agar LPTQ nasional dan daerah sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pengembangan
MTQ lebih memperhatikan kualitas perhakiman dan system penilaian yang secara bertahap telah menggunakan perangkat IT.
`"Dengan adanya inovasi teknis dalam pelaksanaan MTQ, maka kekurangan yang terjadi dalam penyelenggaraan MTQ sebelumnya tak boleh terulang lagi," ujar Menag.
Diakuinya, setiap kafilah MTQ dari 33 provinsi telah mempersiapkan diri untuk tampil sebaik-baiknya, demi mempersembahkan yang terbaik bagi daerahnya masing-masing.
Ia mengingatkan bahwa prestasi dan juara bukanlah segalanya. "Keikutsertaan para kafilah dalam MTQ Nasional merupakan sebuah prestasi dan kebanggaan. Upaya meraih kejuaraan dalam MTQ tak boleh menggunakan cara-cara yang tidak elegan dan melanggar aturan," paparnya.
Menag minta kepada para Dewan Hakim dan panitera untuk mengawal pelaksanaan MTQ ini. `"Dengan niat dan tujuan yang lurus dan benar, maka semua yang kita lakukan di sini akan menjadi amal shaleh bagi kita semua," katanya.
(T.E001/Z002/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010